Dalam perkara bernilai besar, tarif Hotman bisa melonjak jauh hingga menyentuh angka ratusan miliar.
Bahkan tercatat dalam beberapa kesempatan, ia menerima bayaran hingga Rp170 miliar untuk keseluruhan proses penanganan perkara.
Ada juga laporan yang menyebut dirinya pernah menerima bayaran mencapai Rp192 miliar, khusus untuk menangani sengketa pertambangan.
Untuk kasus khusus yang melibatkan klien dengan nama besar, seperti halnya Nadiem Makarim, tarif Hotman diperkirakan berada di kisaran Rp1,5 miliar per perkara.
Angka ini mencerminkan level kompleksitas serta bobot dari perkara yang ditangani.
Meski dalam beberapa pernyataan Hotman sempat mengatakan rata-rata tarif perkara yang ia tangani tidak lebih dari Rp5 miliar, tetap saja angka itu sudah jauh melampaui tarif kebanyakan pengacara di Indonesia.
Hal ini semakin menegaskan statusnya sebagai salah satu pengacara dengan bayaran tertinggi di tanah air.
Tidak heran Hotman bisa menetapkan tarif tersebut karena kekayaannya memang sangat besar—diperkirakan menpai Rp4,5 triliun.
Ia memiliki jaringan investasi properti luas, termasuk ruko, apartemen, vila, dan hotel.
Belum lagi koleksi mobil mewah yang semakin menegaskan gaya hidup selebritas kelas atas.
Keputusan Nadiem Makarim menggandeng Hotman Paris jelas bukan tanpa alasan.
Reputasi sebagai pengacara papan atas dengan tiket tarif yang mencerminkan kadar kasus yang ditanganinya, menjadikan figur Hotman menjadi magnet dalam perkara high-profile.
Meskipun tarifnya fantastis, popularitas, pengalaman, serta kemampuan bernegosiasi di ruang sidang masih menjadikannya pilihan utama bagi tokoh besar seperti Nadiem Makarim.***