“Kita sudah lama punya relasi. Gue juga main di band Paman Rocky yang cukup dekat dengan The Foolish, jadi kenapa enggak kita jalan bareng,” kata Abrar.
Ravie menilai kehadiran Abrar membuka ruang eksplorasi musikal yang sebelumnya belum tergarap.
“Abrar bisa menambah elemen rock yang sebelumnya enggak tersentuh. Harapannya, kita bisa suguhkan sesuatu yang fresh tapi tetap musikal,” ujarnya.
Artwork Penuh Simbol
Visual Merdeka & Derita digarap seniman Semarang, Kiflan Iryawan.
Karya itu menampilkan sosok raja dengan tongkat mantra sebagai simbol penguasa yang mengendalikan aturan demi keuntungan pribadi.
Sementara empat figur yang menatap sang raja digambarkan sebagai rakyat sipil yang berusaha melawan dominasi oligarki.
Simbolisme tersebut mempertegas pesan kritik sosial dalam lagu, sekaligus merefleksikan ancaman kebijakan yang kerap merugikan rakyat dan lingkungan.
Profil Singkat The Foolish
The Foolish dibentuk pada 2015 di Depok, terinspirasi dari band legendaris seperti Black Sabbath, Deep Purple, hingga Led Zeppelin.
Nama “The Foolish” lahir dari kata fool, yang dimaknai sebagai orang bodoh yang terus belajar dari kesalahan, simbol semangat untuk tak berhenti bereksperimen.
Band ini meramu beragam warna rock mulai dari hard rock, garage rock, acid rock, blues rock, hingga psychedelic.
Pada 2018, mereka merilis EP perdana bertajuk BIGOT, berisi kritik terhadap fanatisme yang merusak kehidupan sosial.
Tahun 2023, single Sentimen hadir dengan tema pembungkaman suara rakyat.
Lewat Merdeka & Derita, The Foolish kembali menegaskan posisi mereka sebagai band yang setia menyuarakan keresahan publik.***