Dalam kasus perceraian yang melibatkan dugaan KDRT, kesaksian keluarga menjadi salah satu unsur yang paling krusial. Sebab keluarga umumnya:
- Mengetahui dinamika rumah tangga dari waktu ke waktu
- Menjadi tempat curhat atau cerita jika terjadi masalah
- Memiliki kedekatan emosional yang memungkinkan mereka melihat perubahan sikap kedua pihak
Namun di sidang ini, kesaksian keluarga Echa tidak mendukung narasi KDRT sebuah fakta yang memiliki bobot kuat secara hukum.
Reaksi Publik: Media Sosial Pecah Dua Kubuh
Setelah kesaksian tersebut terungkap, media sosial langsung dipenuhi komentar dari warganet. Ada yang terkejut, ada yang lega, dan tidak sedikit yang masih bersikap hati-hati.
Beberapa komentar warganet:
- “Kalau keluarganya aja bilang ga ada KDRT, berarti isu awal bisa jadi salah.”
- “Semoga proses perceraian berjalan damai demi anak-anak.”
- “Publik jangan keburu menghakimi kalau fakta persidangan berbeda.”
Fenomena ini menunjukkan bahwa publik kini semakin kritis dan memilih menunggu fakta hukum dibanding sekadar mengikuti rumor.
Baca Juga: Saling Unfollow, Ada Apa dengan Ari Lasso dan Dearly Joshua?
Apa Implikasinya Terhadap Putusan Hakim?
Meski bukan satu-satunya penentu, kesaksian yang tidak menguatkan tuduhan KDRT dapat membuat majelis hakim:
- Mempertimbangkan ulang alasan perceraian
- Mempercepat proses pemeriksaan
- Memfokuskan perkara pada incompatibility (ketidakcocokan)
Namun demikian, proses peradilan tetap harus melalui tahapan wajib hingga semua bukti dan saksi diperiksa lengkap.
Semua mata kini tertuju pada sidang 15 Desember 2025. Apakah akan ada saksi tambahan? Apakah pihak Echa akan menghadirkan bukti lain? Atau justru keduanya memilih menyelesaikan proses tanpa drama lanjutan?
Yang pasti, dinamika baru ini membuat perkara perceraian Eza-Echa menjadi salah satu kasus selebritas yang paling banyak dibicarakan jelang akhir 2025.***