SEWAKTU.com -- Film Hollywood yang satu ini adalah kelanjutan dari Film G.I Joe yang sebelumnya sudah rilis terlebih dahulu.
Pada film Snake Eyes ini aktor kebanggan Indonesia yang sudah sampai di kancah internasional yaitu Iko Uwais bermain laga pada film Snake eyes ini, dan film Snake Eyes: G.I Joe Origins akhirnya sudah rilis dan tayang di bioskop pada 23 Juli 2021 lalu.
Sayangnya karena pandemi Covid 19 kemarin dan juga ada kenaikan level PPKM membuat masyarakat khususnya di Indonesia ini belum bisa menontonya.
Henry Golding menggantikan Ray Park yang memerankan film Snake Eyes ini di Film-film sebelumnya. Film Snake Eyes: G.I Joe Origins sendiri akan lebih terfokus pada asal-usul Karakter Snake Eyes itu sendiri.
Snake Eyes ini adalah seorang petarung tunggal yang sebelumnya telah berhasil menyelamatkan nyawa pewaris klan kuno bernama Arashikage. Klan tersebut dikenal dengan para ninja yang membawa perdamaian dunia selama kurang lebih 600 tahun.
Snake eyes ini kemudian diundang ke Jepang dan disana Snake Eyes dilatih untuk menjadi bagian dari Klan Arashikage itu sendiri.
Snake Eyes akhirnya menjadi punya kesempatan untuk belajar lebih mendalam tentang dunia beladiri khusus nya beladiri ninja ini, karena menurut Snake Eyes ini adalah ilmu Bela Diri yang baru, khusus nya dalam memainkan dengan senjata yang berupa pedang.
Lalu Snake eyes ini pu mulai merasa nyaman tinggal bersama Klan Arashikage. Ia bahkan diberikan sebuah rumah untuk tempat ia tinggal di Jepang, namun Snake Eyes ternyata memiliki rahasia besar di masa lalunya.
Rahasia tersebut berdampak pada kepercayaan orang-orang terdekatnya ketika perlahan terungkap. Kesetiaan Snake Eyes pun diuji. Karakter Snake Eyes ini muncuk di Komik Marvel terbitan Juni 1982 dengan judul G.I Joe: A Real American Hero.
Karakter Snake Eyes ini adalah seseorang yang suka menyendiri tetapi ia sangat cekatan dan gigih pada saat berperang di medan pertempuran.
Pada Syuting film Snake Eyes ini dilakukan selama kurang lebih 3 bulan di Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang. Film garapan Robert Schwentke ini berdurasi sekitar 2 jam 1 menit.