SEWAKTU.com, PENULIS Novel Layangan Putus drh Eca Prasetya mengaku kaget saat pertama kali mengunggah cerita nyata hancurnya pernikahannya di Facebook, langsung viral.
Padahal menurutnya, saat itu, dirinya hanya meneruskan hobinya menulis.
"Kalau viralnya enggak nyangka. Kenapa saya menulis, kalau dibilang nulis, hobi corat coret dari jaman sekolah. Di kuliah di redaksi kampus, saya wartawan kampus," ujarnya di YouTube The Sungkar Family, Kamis malam, 20 Januari 2022.
Namun, kegiatan tulis menulis terhenti saat menjadi ibu rumah tangga. "Jadi setelah kuliah jujur berkerja, setelah menikah stop bekerja. Dari tahun 2011-2017 (menikah) enggak pernah bekerja, corat-coretnya paling di blog," jelasnya.
Dan, ketika cobaan dalam kehidupan muncul tepatnya saat sang suami mendua, Mommy ASF-sapan akrabnya, langsung berpikir menulis lagi.
"Waktu ada beberapa bump (rintangan) dalam kehidupan, saya hadapi ya sudah mulai nangis, sujud ngapain lagi ya. Itupun terpancing nulisnya dari teman, sama-sama wali murid. Saya langsung mikir nulis sesuatu. Karena sudah lama enggak nulis, dari teman saya yang bantu saya nulis sebuah kejadian. Saya kirim ke dia, bagus enggak, bagus (kata temannya), sudah di-upload aja," bebernya.
Saat itu, Mommy ASF menyebut mengunggah kisahnya di salah satu forum menulis. "Hari pertama, kedua aman. Hari ketiga, keempat mulai bingung kok tanggapannya (netizen) kayak gitu, kaget," sebutnya.
Baca Juga: Disindir Lewat Lagu, Kim Kardhasian Kecewa Berat Kanye West Sebut Anak Mereka Dibesarkan Pengasuh
Mommy ASF pun akhirnya menghapus postingannya, namun ada beberapa netizen yang sempat screenshoot. Tak lama kemudian, Mommy ASF memilih menulisnya dalam bentuk novel.
Dia mengaku saat-saat pernikahannya hancur, Allah lah yang menguatkannya.
"Yang bisa membantu saya Allah, sujud, nangis, saya waktu ada beberapa rintangan itu memang jadinya menarik diri dari lingkungan," jelasnya.
Baca Juga: Simak, Psikolog Roslina Verauli Ungkap Pelajaran Berharga dari Tayangan Layangan Putus
Namun, ibu empat anak ini bersyukur saat posisi terpuruk itu, teman-teman kampusnya dulu merangkulnya.
"Ahamdulillah, pada saat menarik diri malah teman-teman dari background edukasi saya itu yang membantu. Saya enggak pernah cerita, saya memang memikirkan harus moving dulu menenangkan diri (dari Bali) ke Malang," lanjutnya.