Cerita Horor Seram 'Pulang Kampung', Mengisahkan Seorang Pemuda yang Sudah lama Tak Pulang Kampung

SEWAKTU.com - Ini dia cerita horor seram 'pulang kampung'. cerita horor seram adalah salah satu genre cerita yang paling menakutkan dan mampu membuat pembaca atau pendengar merinding ketakutan.

cerita-cerita ini biasanya mengandung unsur-unsur supernatural, mistis, atau hal-hal yang berhubungan dengan kejahatan dan kematian. Mau tahu seperti apa cerita horor seram 'pulang kampung' tersebut?

Dalam cerita horor seram, penulis sering menggunakan atmosfir yang gelap, suara-suara aneh, dan gambaran-gambaran yang menakutkan untuk menciptakan suasana yang mencekam dan mampu membangkitkan rasa takut dalam diri pembaca atau pendengar. Yuk, simak cerita horor seram 'pulang kampung', sebagai berikut:

Baca Juga: Berdasarkan Kisah Nyata! Cerita Seram Pendaki Gunung, Banyak Kejadian Aneh Hingga Penampakan

Jam arloji yang melingkari pergelangan tanganku menunjukkan pukul 23.00. Tak terasa sudah satu jam aku menunggu bus di terminal provinsi ini.

Selain dari loket pemesanan tiket, tanda kehidupan yang terlihat hanya tinggal belasan orang penumpang yang juga menunggu bus, kebanyakan pun sudah mulai tampak mengantuk.

Aku terpaksa harus mengambil cuti satu minggu dari tempat kerjaku di luar pulau, setelah kemarin Ibu menelepon dan mengabarkan nenek sakit keras. Kata Ibu, nenek memaksa ingin bertemu denganku bahkan hingga mogok makan.

Aku maklum, karena aku cucu kesayangannya dan sangat dekat dengan beliau sejak aku kecil. Dari bandara aku naik ojek sampai ke terminal ini.

"Kedungwerno! Kedungwerno!" teriak seorang kondektur menyadarkanku dari lamunan. Ya, itulah kota kelahiranku yang akan kutuju. Dengan bergegas aku bangkit dan mendekati bus tersebut. Sejenak langkahku tertahan melihat cat luarnya yang kusam dan penuh karat, namun kutepis pikiran buruk itu dan langsung masuk ke dalamnya.

Ternyata bagian dalamnya cukup bagus dan rapi, kontras dengan penampilan luarnya. Tiga perempat bangku bus sudah terisi tetapi semua penumpang sudah terlelap. Hanya sopir dan kondektur bus yang masih terjaga.

Aku memilih duduk di salah satu bangku yang masih kosong. Ternyata hanya aku yang naik, tak ada penumpang lain yang naik maupun turun. Untuk mengusir kebosanan karena belum mengantuk, kukeluarkan headsetku untuk mendengarkan musik.

Tiba-tiba pundakku ditepuk seseorang. "pulang kampung ya, Mas?" tanya sang kondektur yang tanpa kusadari sudah duduk di sampingku.

Kulepas headset dan kukalungkan di leher, "Iya Pak. Kemarin dapat kabar dari kampung katanya Nenek sakit keras dan ingin ketemu, jadi buru-buru pulang," jawabku.