SEWAKTU.com -- Meski tampak sederhana dari luar, mengemudikan mobil Formula 1 (F1) tidak semudah menginjak pedal gas dan mengerem saja. Pembalap harus menyelesaikan berbagai penyesuaian kompleks di dalam kokpit, terutama saat sesi kualifikasi, untuk memaksimalkan performa kendaraan mereka.
Salah satu contoh kompleksitas ini terlihat pada Valtteri Bottas saat meraih pole position di Grand Prix Sakhir 2020.
Di sepanjang putaran kualifikasi, Bottas melakukan berbagai penyesuaian seperti memanaskan komponen rem dan ban dengan tombol “brake warming,” mengaktifkan mode mesin “strat 2” untuk tenaga maksimum, serta menekan tombol "DRS" untuk membuka sayap belakang guna mempercepat mobil di lintasan lurus. Selain itu.
Baca Juga: Mengintip Detail Honda RC213V Motor Balap Marc Marquez di Ajang MotoGP
Bottas juga harus mengubah brake balance hingga 58,5% agar lebih stabil saat melewati tikungan akhir.
Tidak hanya itu, Bottas melakukan penyesuaian brake migration, sebuah fitur untuk menyeimbangkan rem depan dan belakang.
Sistem ini mengatur gaya pengereman otomatis agar sesuai dengan distribusi berat mobil saat menikung. Pengaturan ini membantu mencegah mobil kehilangan keseimbangan, terutama ketika Bottas melepas pedal rem di tikungan-tikungan tajam.
Contoh lain dari intensitas penyesuaian setelan di kokpit bisa dilihat dari pembalap veteran Fernando Alonso. Dalam sesi kualifikasi Grand Prix Qatar 2021, Alonso tercatat melakukan 17 kali penyesuaian hanya dalam satu putaran.
Baca Juga: Tampilan Makin Gahar Seperti Hyper Car, Inilah Desain Honda NSX Terbaru!
Aktivitas ini menunjukkan tingginya fokus yang dibutuhkan seorang pembalap F1 untuk meraih hasil terbaik.
Secara keseluruhan, pengaturan di kokpit mobil F1 tidak sekadar menambah kecepatan, tetapi juga harus mempertimbangkan keamanan dan keseimbangan di setiap putaran.
Meski bagi sebagian orang terlihat mudah, sesungguhnya F1 membutuhkan ketelitian tinggi dan kerja sama erat antara pembalap dan tim engineer di balik layar.
Setio Adi Negoro