SEWAKTU.com-- BMW M2 generasi kedua kini hadir dengan varian manual, menjadi satu-satunya model BMW yang menawarkan pengalaman berkendara tanpa otomatisasi. Versi manual ini menyuguhkan sensasi berkendara yang lebih raw, lebih ‘murni’, dan lebih 'untuk para purist'.
Dengan transmisi manual enam percepatan yang menggerakkan roda belakang, M2 manual menjadi pilihan bagi penggemar mobil yang mencari keterlibatan lebih dalam mengemudi.
Dibandingkan dengan varian M2 otomatis, model manual ini menawarkan berbagai perbedaan mencolok, baik dari segi desain maupun performa.
Warna merah dengan sentuhan oranye pada eksterior memberikan tampilan yang lebih mencolok, sementara penggunaan velg hitam dan desain lampu depan yang lebih sederhana semakin menegaskan nuansa sporty dan murni dari mobil ini.
Baca Juga: Cara Nonton Streaming Indonesia vs Jepang Via YouTube AFC di Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia
Mesin 3.0L Twin-Turbo yang menghasilkan 460 hp dan torsi 550 Nm mampu menghadirkan performa yang impresif, meskipun tidak dilengkapi dengan teknologi canggih seperti pada model-model lainnya.
Di balik desainnya yang lebih kotak dan grille yang tidak biasa, BMW M2 manual tetap menawarkan pengalaman berkendara yang tak tertandingi.
Bagian interiornya didominasi oleh material karbon fiber dan jok sport yang membuat posisi duduk semakin kokoh. Meskipun ruang belakang terbatas, M2 manual tetap memberikan kenyamanan maksimal di kursi depan.
Tak hanya itu, M2 manual juga dilengkapi dengan berbagai fitur modern seperti BMW Connected Drive, M Drift Analyzer, dan M Lab Timer untuk mengukur kemampuan pengemudi di trek. Teknologi Gear Shift Assistant juga dihadirkan untuk memudahkan proses downshifting, membuat perpindahan gigi lebih mulus tanpa kehilangan sentuhan manual.
Bagi penggemar BMW dan kolektor mobil sport, M2 manual ini menjadi pilihan yang menarik untuk merasakan sensasi berkendara yang lebih murni. Meskipun sudah ada model otomatis yang lebih cepat, M2 manual tetap unggul dalam hal keterlibatan pengemudi dan keaslian pengalaman mengemudi.
Namun, untuk pengemudi yang sering berkendara di kota besar seperti Jakarta, mungkin M2 manual akan sedikit lebih menantang. Kopling yang lebih berat dan pergerakan transmisi yang lebih langsung mungkin akan menjadi tantangan bagi mereka yang lebih terbiasa dengan transmisi otomatis.
Dengan berbagai keistimewaan dan kelangkaannya, BMW M2 manual ini bukan hanya sekadar mobil, tapi sebuah pernyataan bagi para purist yang menghargai esensi dari sebuah mobil sport sejati.***
Setio Adi Negoro