SEWAKTU.com -- Pelawak sekaligus pesulap kawakan, Pak Tarno, kembali mencuri perhatian dengan kejadian mengejutkan yang menimpanya.
Dengan jargon khasnya, "prok prok prok," ia menjadi korban penipuan, mengundang simpati dan perhatian banyak pihak.
Kisah tragis ini berawal ketika Pak Tarno memberikan modal untuk membuka warung kopi, namun uang senilai ratusan juta tersebut lenyap begitu saja.
Kejadian ini bukanlah yang pertama bagi Pak Tarno, yang sebelumnya juga telah menjadi korban modus penipuan serupa.
Baca Juga: Anggota DPRD Kota Bekasi Choiruman: Penanggulangan Banjir di Kota Bekasi Perlu Grand Strategy
Profil Pak Tarno tidaklah terlepas dari perjuangan hidup yang keras. Dilahirkan di Losari Brebes pada 6 September 1950 dengan nama Sutarno, ia menghadapi berbagai tantangan sejak kecil.
Setelah kehilangan ayah dan ibunya pergi, Pak Tarno harus mengatasi kesulitan finansial yang mengharuskannya Merantau ke Jakarta sejak usia sepuluh tahun.
Dengan perjuangan keras, ia mulai berjualan minyak tanah hingga menjadi penjual martabak, menggunakan trik sulap untuk menarik perhatian pembeli.
Kehidupan pribadi Pak Tarno juga menjadi sorotan publik, terutama terkait dengan isu poligami dan hubungan dengan seorang pramugari yang menjadi bahan gosip. Meski memiliki empat istri, termasuk seorang pramugari, Pak Tarno berniat untuk menikah lagi, meskipun hubungannya dengan pacarnya terganjal oleh restu orang tua.
Baca Juga: Jalin Silaturahmi Jelang Ramadan, Pimpinan DPRD Kota Bogor Gelar Cucurak Bersama Wartawan
Di bidang karir, Pak Tarno telah meniti berbagai jalur, termasuk menjadi peserta dalam ajang pencarian bakat The Master Season 3.
Meskipun tidak meraih gelar juara, prestasinya diakui dengan gelar "Master of Traditional Magic" oleh Deddy Corbuzier, seorang mentalis terkemuka.
Setelah itu, ia menjadi bintang tamu di berbagai acara televisi dan terlibat dalam sinetron, meraih kesuksesan yang luar biasa dari masa-masa kehidupan yang penuh keterbatasan ekonomi.
Namun, kehidupan Pak Tarno tidak selalu berjalan mulus. Ia mengakui menjadi korban penipuan oleh manajernya, kehilangan uang senilai ratusan juta tanpa bisa mendapatkan kejelasan atas nasibnya.