SEWAKTU.com -- Kisruh antara penyanyi dan pencipta lagu terkait royalti belum juga reda, bahkan memanas kembali usai bulan Ramadan dan perayaan Idul Fitri.
Sorotan tertuju pada Ahmad Dhani yang dikenal vokal memperjuangkan hak pencipta lagu, namun kini justru menyulut kontroversi baru setelah menyebut Judika sebagai "maling" karena menyanyikan lagu milik Dewa 19 tanpa seizin langsung.
Pernyataan itu tak pelak membuat Judika angkat bicara. Ia menyayangkan tudingan tersebut, meski mengaku tak ingin memperkeruh suasana.
“Aku juga setuju, perjuangan kita sebenarnya sama, walaupun kemarin aku dibilang nyolong. Tapi yang penting tujuannya sama, memperjuangkan hak pencipta lagu,” ujar Judika.
Judika menilai perjuangan Dhani seharusnya lebih diarahkan ke pencarian solusi bersama, bukan dengan melontarkan tuduhan pribadi.
Ia juga membantah kabar bahwa dirinya menolak undangan diskusi dari pihak Dhani. “Katanya kami enggak datang. Padahal, undangan dari Visi baru kami terima tanggal 4 April, bukan 28 Maret seperti yang diberitakan,” jelasnya.
Baca Juga: Jalin Silaturahmi dengan Media, Rudy Susmanto Sambangi Redaksi Pojoksatu di Gedung Graha Pena Bogor
Konflik bermula dari pernyataan Dhani yang menyebut Judika sebagai contoh penyanyi yang membayar royalti secara langsung untuk menyanyikan lagu Separuh Nafas milik Dewa.
Namun, Judika membantah bahwa ia membayar langsung—melainkan pihak penyelenggara acara yang melakukan pembayaran tersebut.
“Dua hari sebelum show, penyelenggara yang transfer dan izin langsung ke Mas Dhani,” katanya sambil menyebut bukti-bukti komunikasi telah ia simpan.
Tak hanya itu, Dhani juga membeberkan bayaran Judika untuk sebuah konser tunggal yang disebut mencapai Rp1,5 miliar.
Namun, royalti yang dilaporkan ke Lembaga Manajemen Kolektif Musik (LMK) hanya sebesar Rp900 juta untuk seluruh komposer selama setahun. Dhani menduga ada praktik tidak adil dalam distribusi royalti tersebut.
“Satu konser bisa Rp1,5 miliar, tapi laporan royalti cuma Rp900 juta setahun? Pasti ada maling di sini,” ujar Dhani.
Menanggapi hal ini, Judika mengaku tak ingin ribut, namun berharap ada kejelasan regulasi. Ia lebih memilih pendekatan formal lewat pemerintah sebagai solusi. “Kita maunya ke pemerintah. Kita juga bayar pajak, kerja bener,” kata Judika.