SEWAKTU.com -- Menjadi orang kaya tentulah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Haruslah dengan usaha dan upaya yang sungguh-sungguh. Dalam ceramah Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan bisnis ala Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW termasuk dari orang yang sukses dan memiliki harta kekayaan. Dalam ceramah Ustadz Khalid Basalamah, membeberkan tentang strategi Rasulullah SAW menjadi orang yang kaya lewat bisnis.
Menurut penuturan dalam ceramah Ustadz Khalid Basalamah, strategi inilah yang menjadi rahasia Rasulullah SAW, sehingga mampu mendapatkan keuntungan dua kali lipat.
Baca Juga: Google Maps Rilis Fitur Baru, Bisa Tahu Seberapa Ramai Tempat yang Akan Dikunjungi Secara Realtime
Harusnya kaum muslimin mampu mencontoh dan mengamalkannya. Dikutip dari channel Youtube Ilmu Mekah dan Madinah, yang diunggah pada 14 Oktober 2021, Ustadz Khalid Basalamah memberitahukan bagaimana strategi Rasulullah SAW menjadi orang yang kaya.
Rasulullah SAW ketika masih umur yang sangat muda, telah menjadi seorang pengembala. Lalu ketika memasuki usia 21 tahun, disaat itulah Rasulullah terjun ke dunia bisnis.
"Diatas umur 21 tahun, baginda Rasulullah SAW mulai terjun ke dunia bisnis," ungkap Ustadz Khalid Basalamah.
Ketika Rasulullah mulai berdagang dan menjajakkan barang dagangannya di pasar, kemudian datanglah seorang pembeli yang hendak membeli dagangan Rasulullah. Akan tetapi barang yang sudah dibelinya itu, dititipkan terlebih dahulu kepada Rasulullah.
Baca Juga: UPDATE! Kode Redeem ML 18 November 2021, Ambil Sekarang Limit Terbatas
Tanpa sengaja, pembeli itu lupa akan barang yang sudah ia beli. Ia melupakan hingga enam hari, dan Rasulullah tetap menanti pemilik barang, yang dititipkan kepada Rasulullah masih dalam keadaan utuh.
"Gara-gara itu keluar julukan Muhammad Al Amin, orang dapat dipercaya," jelas Ustadz Khalid Basalamah.
Semenjak itulah, masyarakat Makkah mulai berbondong-bondong untuk menitipkan barangnya kepada Rasulullah SAW. Karena baliau adalah orang yang mampu dipercaya.
Kian waktu berlalu, hingga dagangan Rasulullah SAW selalu laku dan Rasulullah juga mendapatkan upah dari hasil barang yang dititipkan kepadanya.
Rasulullah pun mulai mengumpulkan hasil dagangannya, untuk kemudian dikelola menjadi sebuah bisnis perdagangan yang lebih memberikan untung.