mutiara

Mengenal Tokoh Ilmuwan Muslim Al Ghazali

Rabu, 8 Desember 2021 | 08:40 WIB
Al Ghazali, ilmuwan muslim yang mendapatkan julukan Hujjatul Islam (alif.id)

Baca Juga: Hari Ibu Nasional, Mengenal Lebih Dekat Pahlawan Wanita Nyi Ageng Serang

Pada tahun 1091 M, Al Ghazali diangkat menjadi guru besar di madrasah Nizhamiyah di Baghdad. Di sana ia juga mengajarkan 300 mahasiswa lebih.

Karena kepandaiannya, di usinya yang ke 34 tahun, Al Ghazali diangkat menjadi pimpinan di Universitas Nizhamiyah. Ketika ia menjabat sebagai rektor, tidak mengendurkan semangat belajarnya.

Saat menjadi rektor, Al Ghazali menciptakan banyak karya buku dari berbagai bidang keilmuwan seperti bidang fiqh, ilmu kalam, buku sanggahan terhadap aliran kebatinan, Islamiliyah dan juga filsafat.

Baca Juga: Masih Trauma, Puluhan Warga Lumajang Korban Erupsi Gunung Semeru Ngungsi ke Kabupaten Jember

Melansir melalui kumparan, Al Ghazali ini dijuluki sebagai Hujjatul Islam. Ia mendapatkan julukan tersebut karena sangat berbakat dalam beragumentasi dan memberikan dalil.

Julukan tersebut diberikan kepadanya dari para tokoh alim ulama dan juga tokoh intelektual sebagai bentuk hormat mereka kepada Al Ghazali.

Melansir melalui islami.co, Al Ghazali banyak menciptakan karya, sekitar kurang lebih ada seratus kitab. Salah satunya kitab Al-Munqidz min Al-Dhalalah.

Dalam kitabnya, ia mengkiritis ilmu kalam. Menurut Al Ghazali, adanya kontradiksi antara ilmu kalam yang berkiblat pada Teologi Rasional Mu’tazilah yang dianggapnya menyimpang dari tuntunan Rasulullah SAW.

Baca Juga: Kisah Rumini yang Pilih Mati Bersama Ibunya saat Erupsi Gunung Semeru Mengundang Tangis

Al Ghazali memberikan argumennya dengan pemikiran teologi Al-Asy’ari yang kemudian berkembang menajdi Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Ada juga kitab Tahafut al Falasifah. Kitab ini sangat terkenal dan fenomal. Di dalamnya membahas tentang kritiknya terhadap filsafat.

Menurut Al Ghazali, filsafat menjadi ilmu yang banyak membawa keraguan dalam hati seorang muslim.

Menurutnya, filsafat yang bersandar para rasional tidak akan mampu menyingkap hakikat kebenaran ilahiah yang dimiliki oleh Allah SWT.

Ada pula kitab Ihya Ulumiddin yang di dalamnya membahas tentang ilmu tasawuf yang menjadi kitab rujukan para lembaga pendidikan saat itu hingga saat ini.

Halaman:

Tags

Terkini

Menyambut Ramadhan 2026: Sejarah, Ritual, dan Harapan

Selasa, 23 September 2025 | 18:03 WIB

1 Ramadhan 1447 H Kapan? Simak Perkiraan Puasa 2026

Selasa, 23 September 2025 | 17:44 WIB

Amalan dan Doa Rabu Wekasan 20 Agustus 2025

Selasa, 19 Agustus 2025 | 20:23 WIB