Atas kesanggupan yang diungkapkan Basyar, raja kemudian memberikan julukan Dzulkifli yang artinya sanggup.
2. Kesabaran dan Kesederhanaan Nabi Dzulkifli AS
Dalam buku tersebut juga dikatakan bahwa Nabi Dzulkifli AS menepati janjinya kepada Raja Syam ketika sayembara.
Pada siang hari, Nabi Dzulkifli AS berpuasa, mengurus penduduk, dan beristirahat.
Beberapa riwayat mengatakan, istirahat yang dilakukan Nabi Dzulkifli AS merupakan sebuah ibadah.
Baca Juga: Pelaku Begal Payudara di Bogor Ditangkap, Profesinya Ternyata Seorang Satpam
Sementara itu, pada malam hari Nabi Dzulkifli AS terus beribadah. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Anbiya ayat 85-86,
Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh.
Seperti kisah ayahnya, Nabi Dzulkifli AS juga menerima godaan dari Iblis selama menjadi raja.
Iblis datang menemui Nabi Dzulkifli AS dalam berbagai wujud salah satunya menjadi rakyat jelata.
Namun demikian, hal itu tidak menggoyahkan keimanan dan kesabarannya. Allah SWT memasukkan Nabi Dzulkifli AS sebagai golongan orang sabar dan paling baik.
Baca Juga: Viral Video Wanita Goyang Sambil Bugil di Jendela Hotel saat Remaja Bangunkan Sahur Melintas
Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya dalam Surat Shad ayat 48,
Artinya: “Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa’ dan Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.”
Kenabian Zulkifli AS dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya, Tafsir al-Quran al-‘Azhim. Dalam tafsir nomor 431 menerangkan bahwa Dzulkifli adalah seorang nabi.