Poin kedua agar kita tergolong orang yang bertakwa kepada Allah manakala kita menyembelih hewan qurban adalah hendaknya maksud hati kita ketika melakukannya hanyalah semata mata mengharap ridho dan cinta Allah serta berkesempatan untuk memandang wajah-Nya di surga kelak yang merupakan nikmat yang paling besar.
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16)
Allah berfirman yang artinya, “Siapa saja yang menginginkan kehidupan dunia dan kenikmatannya maka akan Kami berikan balasan amal ibadahnya di dunia dan mereka di dunia tidaklah dirugikan. Mereka itulah orang orang yang tidak ada bagi mereka di neraka melainkan siksa api neraka, hapuslah semua yang mereka lakukan dan sia sialah amal kebaikan yang mereka lakukan” [QS Hud:15-16].
Baca Juga: Sinopsis Cinta Setelah Cinta 9 Juli 2022: Arya Ungkapkan Cinta ke Starla, Gimana Nasib Niko?
Oleh karena itu kita tidak boleh menomorsatukan pamrih pamrih duniawi ketika kita mengerjakan shalat, puasa, haji, bersedekah dan berinfak serta ketika menyembelih hewan qurban.
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِىَ بِهِ وَجْهُهُ
Sabda Nabi, “Sesungguhnya Allah itu tidak akan menerima amal ibadah melainkan yang dikerjakan dengan penuh keikhlasan dan harapan bisa memandang wajah Allah di surga” [HR Nasai no 3140, dinilai hasan shahih oleh al Albani].
Hal yang ketiga harus terpenuhi agar kita tergolong orang yang bertakwa dalam amal ibadah yang kita lakukan secara umum dan amal menyembelih hewan qurban secara khusus adalah menjalankan amal ibadah sesuai dengan tata cara pelaksanaan yang telah digariskan oleh Nabi alias mengikuti ajaran Nabi bukan ajaran ustadz atau kyai yang ternyata tidak sejalan dengan petunjuk Nabi.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa melakukan amal ibadah namun kami tidak pernah mengajarkannya maka amal yang dia lakukan itu pastilah tertolak” (HR Muslim no 4590).
Orang yang bersemangat melakukan ibadah padahal tidak sejalan yang ajaran dan tuntunan Nabi adalah orang yang paling merugi dalam beramal karena dia menyangka telah melaksanakan amal shalih padahal ternyata yang dia lakukan adalah amalan yang salah, yang tertolak alias tidak dapat apa apa kecuali capek semata sebagaimana firman Allah,
Baca Juga: 10 Contoh Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2022 Penuh Makna dan Menyentuh Hati
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Katakanlah: “Maukah Kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya (QS al Kafi:103-104).