Sayangnya, Raja Namrud menyangkal bahwa dia adalah dewa. Karena dia bisa menghidupkan dan mematikan siapa saja sesuka hati.
Raja Namrud memerintahkan prajuritnya untuk membawa kembali 2 orang tawanan. Dia kemudian memerintahkan salah satu dari mereka untuk dibunuh, meninggalkan tawanan lainnya hidup-hidup.
Itulah yang dimaksud Raja Namrud bahwa dirinya bisa menghidupkan dan mematikan. Apa yang dilakukannya ini melenceng dari maksud Nabi Ibrahim.
Dia tidak mampu memahami maksud Nabi Ibrahim, yang dia pahami kata 'menghidupkan' yaitu membiarkan orang yang hidup tetap hidup.
Padahal yang dimaksud Nabi Ibrahim adalah menghidupkan yang mati. Jika kita menghadapi orang seperti Namrud pasti kerepotan.
Akan tetapi sangat mudah bagi Nabi Ibrahim untuk mematahkan bukti Namrud yang tidak jelas dan tidak nyambung.
Beliau mengatakan, "Tuhan saya menerbitkan matahari dari arah timur. Kalau kamu bisa, silahkan terbitkan dari barat!" ucap Nabi Ibrahim dengan enteng.
Mendengar apa yang dikatakan Nabi Ibrahim, Namrud segera diam seribu bahasa. Dia bungkam tak bisa berkata apa-apa.
Setelah peristiwa itu, Namrud merasa kesal, sehingga tidak mau memberikan bahan makanan untuk rakyatnya yang meminta.***