SEWAKTU.com - Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengungkapkan butuh perjuangan keras untuk menjaga perdamaian. Ia mengatakan, diperlukan pemimpin yang mengerti dan menyadari hal tersebut.
"Indonesia punya satu sifat yang sama seperti AS, yaitu negara majemuk," kata Prabowo di hadapan sekitar 120-an relawan Erick Thohir alumni AS (ETAS) di Plaza Senayan, Jakarta, Senin (22/1).
Prabowo mengaku pernah membaca sebuah penelitian bahwa masa-masa kritis negara diuji saat memasuki usia 70 tahun. Terlebih negara majemuk dengan beragam suku, ras, dan agama, diperlukan kerja sama dan harmonisasi yang baik oleh semua pihak.
"This is our destiny to born in here, we have to live and work together. Kita kerja sama lebih baik dalam suasana yang enak dan harmonis," ujar Prabowo.
Ia melanjutkan, tanpa kerja sama dan harmonisasi yang baik, negara tidak akan bisa makmur jika tidak mengedepankan kesejukkan dan perdamaian. Pertikaian hanya menimbulkan penderitaan.
"There can be no prosperity without peace. Saya mantan prajurit, bidang saya adalah perang. Dalam pemahaman saya, perang itu maha dahsyat menimbulkan penderitaan," kata dia.
Oleh karena itu, diperlukan pemimpin yang dapat memberikan pengaruh kesejukkan dan perdamaian kepada rakyatnya. Prabowo menilai, pemimpin di Indonesia seperti pendulum.
"Rakyat itu sangat terpengaruh oleh para pemimpinnya. Pemimpin di Indonesia itu ibarat pendulum, kalau di atas goyang, di bawahnya (rakyat) goyang kencang. Makanya, pemimpin harus sadar itu," kata Prabowo.***
Artikel Terkait
Santai, Ngobrol Hal Umum, dan Tukar Pikiran Jadi Agenda Sri Sultan Hamengku Buwono X Bertemu Prabowo-Gibran
Komunitas Orang Papua di Yogyakarta Dukung Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran
Baru Mendarat dari Yogyakarta, Prabowo Subianto Sukses Sapa Ratusan Pedagang Bakso di Bekasi
Pedagang Bakso se-Bekasi Dukung Program Prabowo untuk Pemenuhan Gizi Anak di Indonesia
Dukungan untuk Prabowo Subianto Terus Mengalir Deras, Kini Dari Relawan Erick Thohir Alumni Amerika Serikat