SEWAKTU.com- Judol (judi online) dan pinjol (pinjaman online) akhir-akhir ini jadi sumber masalah baru di masyarakat. Niat hati ingin cari solusi, justru masalah yang datang bertubi-tubi.
Inilah yang diangkat oleh para mahasiswa kelas B Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pakuan Bogor dalam Gebyar Drama 2024. Mereka yang tergabung dalam kelompok Teater Adhikara membawakan naskah berjudul "Sepatu Dobol" karya Angga Yudha Septian pada Sabtu, 3 Februari 2024 di Aula FKIP Universitas Pakuan.
Sutradara "Sepatu Dobol", Khaeru Nur Huda mengungkapkan para pemain menemukan kecocokan pada naskah "Sepatu Dobol" karena cerita pada naskah tersebut memenuhi poin-poin yang dikaji dalam mata kuliah Pergelaran Sastra.
Baca Juga: Tips Mendaftar Beasiswa di Universitas Gadjah Mada (UGM), Ikuti Beberapa Langkah Ini Sebelum Daftar
Selama proses produksi, Huda mengaku masih kerap kali menghadapi kendala waktu latihan. Beberapa kali, ia menyiasati jadwal latihan dengan memajukan satu jam untuk membahas proses produksi.
Angkat Masalah Ekonomi
Melalui “Sepatu Dobol”, Huda dan Teater Adhikara ingin mengangkat nilai moral menyangkut dinamika sosial masyarakat. Naskah ini, kata Huda, menceritakan kehidupan keluarga kecil yang tinggal pada pinggiran kota yang kerap kali menghadapi masalah ekonomi.
Kondisi inilah yang membuat tokoh utama di naskah ini tergiur untuk bermain judi online. Bukan untung, malah buntung. Akibat judi online, ia menjual semua barang. Bahkan istrinya terpaksa harus menjadi pelacur demi menutupi kebutuhan sehari-hari. Huda menyebut pementasan ini “relate” dengan situasi saat ini. Banyak orang yang tergiur dan akhirnya ketagihan judi online hingga hidupnya hancur.
“Cerita pada pementasan ini ialah mimesis dari kehidupan nyata sehingga akan terasa relate dan akan membawa penonton terjebak dan terbawa didalam ceritanya,” kata Huda.
Tak hanya soal judi online dan pinjaman online, sekelompok mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pakuan Bogor yang tergabung dalam Teater Lembayung juga mengangkat masalah ekonomi melalui naskah "Jamilah dan Sang Presiden" karya Ratna Sarumpaet.
Sutradara "Jamilah dan Sang Presiden" Audhika H Satria mengatakan bahwa karya ini sudah lama ingin dipentaskan oleh para seniornya. Namun, baru kali ini ia berkesempatan untuk mementaskannya bersama mahasiswa FKIP dalam acara Gebyar Drama 2024.
Baca Juga: 5 Contoh Soal Mengisi SNBT 2024, Ayo Analisis Mendalam Soal dan Solusinya
Pementasan ini bercerita tentang sosok Jamilah yang terpaksa menjadi pelacur karena himpitan ekonomi. Dalam perjalanannya, ia terjerumus dalam kasus pembunuhan yang melibatkan dirinya sebagai sang pelaku. Target korbannya pun bukan main-main, presiden.
Menurut Audhika, naskah ini sangat menarik karena banyak ketegangan yang terbangun. Pesan yang terkandung dalam karya ini pun, menurutnya, sangat kuat yakni tentang bagaimana kekuatan perempuan dalam menghadapi realita kehidupan yang sangat keras, bahkan harus berhadapan langsung dengan seorang presiden.