SEWAKTU.com - Seperti yang kalian semua ketahui, pemilihan presiden tahun 2024 sampai 2029 sudah selesai dilaksanakan. Dan pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut dua, Prabowo Subianto serta Gibran Rakabuming Raka berhasil unggul.
Menanggapi kemenangan dan Pilpres 2024 tersebut, pengamat politik Ujang Komaruddin akhirnya angkat bicara. Dirinya memprediksi akan ada banyak partai yang akhirnya bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Bukan tanpa alasan, dirinya juga mengungkapkan contoh seperti komunikasi antara Ketum NasDem Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo yang sudah berlangsung pada 18 Februari 2024, kemarin.
"Kalau NasDem kan kita saksikan sendiri, tadi malam kan Nasdem Pak Surya Paloh ketemu Jokowi di istana. Itu kan bagian dari silaturahmi, lobi-lobi, kemungkinan besar akan masuk istana," ungkap Ujang Komaruddin, seperti yang Sewaktu.com kutip dari laman Suara.com
Bukan hanya NasDem, ia juga mencontohkan seperti partai PKB serta PKS yang memang sejak dulu memiliki kedekatan yang luar biasa dengan Prabowo Subianto.
"Kalau PKS kan dari dulu dekat dengan Prabowo. Walaupun hari ini tidak dukung Prabowo, bisa saja nanti gabung dengan Prabowo," tambahnya.
Meski diperkirakan banyak partai yang akhirnya bergabung dengan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, lantas bagaimana dengan PDIP?
Berbeda dengan partai lainnya, Ujang Komaruddin memprediksikan jika PDIP justru akan tetap berada dan menjadi oposisi. Hal tersebut bukan tanpa alasan nampaknya.
Ia melihat jika Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri seolah ogah atau engga untuk gabung dengan Prabowo Subianto.
"Kita lihat bahwa di PDIP adalah Megawati, jadi oposisi jadi lebih dominan daripada bergabung dengan Prabowo. Saya sih melihat pilihannya menjadi oposisi," tuturnya.
Dalam perkembangan terkini, terungkap bahwa pasangan calon nomor urut dua, yakni Prabowo-Gibran, diyakini akan memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 setelah berhasil mencapai suara di atas 50 persen menurut hasil quick count.
Analisis sementara menunjukkan bahwa pasangan ini berhasil mendapatkan dukungan mayoritas dari pemilih berdasarkan perhitungan cepat yang dilakukan.
Selain itu, berdasarkan informasi terbaru dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dirilis pada Senin siang, kubu pasangan calon nomor urut dua masih memimpin dengan angka suara berkisar antara 57 hingga 58 persen.
Data ini menggambarkan bahwa dukungan terhadap Prabowo-Gibran terus menunjukkan keunggulan, memberikan gambaran positif terkait potensi kemenangan mereka dalam konteks perhitungan resmi KPU.