SEWAKTU.com -- Ketika Indonesia melangkah menuju era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, negara mewarisi tantangan besar dari masa sebelumnya.
Dalam upaya menjaga stabilitas dan keamanan domestik, pemerintahan Soeharto menghadapi berbagai masalah, termasuk perpecahan dan ancaman keamanan internal.
Dua peristiwa penting mencuat di awal masa Orde Baru. Penumpasan PKI oleh militer dan fenomena Petrus, alias penembak misterius.
Kedua kisah ini mencerminkan upaya pemerintah untuk menegakkan stabilitas keamanan dengan tindakan tegas, termasuk kebijakan menargetkan individu yang dianggap mengganggu ketertiban, seringkali tanpa proses hukum yang jelas.
Baca Juga: Keluarga Hary Tanoesoedibjo Gagal ke Senayan Sampai Suara Prabowo-Gibran Capai 64 Juta
Salah satu sosok yang terlibat dalam drama kehidupan ini adalah seorang pemuda bernama Derajat Oleng. Cerita hidupnya, yang penuh dengan liku-liku dan tantangan, menggambarkan kompleksitas zaman tersebut.
Derajat Oleng, yang dulunya merupakan target Petrus, memiliki kisah yang unik. Dia berasal dari latar belakang yang sederhana, namun kehidupannya berubah drastis ketika ia menjadi bagian dari geng kriminal yang disegani, Geng Kobra.
Di sini, ia menemukan kekuasaan, uang, dan pengakuan, meskipun citra geng tersebut tercemar oleh tindakan kriminal yang mereka lakukan.
Namun, kehidupan Derajat Oleng tidak selalu bersinar. Ketika ia menjadi target Petrus, ia harus berjuang keras untuk bertahan hidup. Dengan bantuan teman-temannya, terutama Madok, ia berhasil menghindari serangkaian upaya pembunuhan misterius yang dilakukan terhadapnya.
Baca Juga: KAESANG, RAFFI SIAP SUSUL AHY? Begini Bocoran Para Menteri Kabinet Prabowo Gibran
Dendam terhadap Satria, salah satu Petrus yang terlibat dalam peristiwa pahit dalam hidupnya, membuat Derajat Oleng semakin bertekad. Dengan keberanian dan keteguhan hati, ia mencari pelatihannya, Wakriman, untuk mempersiapkan dirinya menghadapi musuh-musuhnya.
Kisah Derajat Oleng mencapai puncaknya ketika ia berhasil membalaskan dendamnya kepada Satria. Namun, nasib berkata lain ketika ia terluka dalam pertempuran dan menjadi buronan bagi aparat keamanan.
Akhirnya, Derajat Oleng jatuh di tangan militer, menandai akhir dari perjalanannya yang penuh dengan tantangan dan penderitaan. Namun, legenda tentang kekebalannya tetap hidup, menjadi salah satu kisah yang tak terlupakan dari masa transisi Indonesia.
Dalam kisah hidupnya, Derajat Oleng menghadapi berbagai ujian dan kesulitan, tetapi juga menemukan kekuatan dan tekad yang luar biasa. Ia mencerminkan semangat perlawanan dan keteguhan hati dalam menghadapi zaman yang penuh dengan ketidakpastian dan konflik.