Teman-teman sekolahnya menggambarkannya sebagai pemalu dan jarang menunjukkan minat pada politik.
Persaingan dalam Keluarga
Meskipun bukan putra mahkota, Kim Jong-un akhirnya diangkat sebagai penerus ayahnya, Kim Jong-il. Ini menimbulkan pertanyaan tentang posisinya, terutama dengan adanya kakak laki-laki dan kakak tiri yang potensial.
Namun, ramalan bahwa Kim Jong-un akan menjadi penerus utama akhirnya terbukti benar setelah kematian Kim Jong-il pada tahun 2011.
Pembersihan Dalam Rezim
Setelah naik ke tampuk kekuasaan, Kim Jong-un melancarkan serangkaian pembersihan dalam rezimnya. Banyak pejabat tinggi dan anggota pemerintahan yang dipecat, diasingkan, atau bahkan dieksekusi.
Bahkan, bahkan anggota keluarganya sendiri tidak luput dari kebijakan keras ini, seperti eksekusi pamannya, Jang Song-thaek, pada tahun 2013.
Kontroversi
Pemerintahan Kim Jong-un sering kali dikritik karena kebijakan otoriter dan tindakan keras terhadap warga negaranya.
Kasus-kasus eksekusi mati yang kejam, kontrol ketat terhadap masyarakat, serta pengembangan senjata nuklir menjadi sorotan internasional yang serius, meningkatkan ketegangan antara Korea Utara dan negara-negara tetangganya, termasuk Amerika Serikat.
Meskipun terkenal tertutup, Korea Utara berupaya untuk meningkatkan sektor pariwisatanya. Namun, kunjungan ke negara tersebut tetap sangat terbatas dan diatur secara ketat oleh pemerintah.
Kasus-kasus kontroversial, seperti detensi Otto Warmbier, mahasiswa Amerika Serikat yang dituduh mencuri poster propaganda, menyoroti kompleksitas hubungan Korea Utara dengan dunia luar.
Masa Depan yang Tidak Pasti
Meskipun Kim Jong-un memegang kendali penuh atas negara, masa depannya masih penuh ketidakpastian.
Spekulasi tentang penerusnya dan tekanan internasional terus menghadirkan tantangan baru bagi rezim Korea Utara.