Bahasa yang digunakan oleh Suku Baduy adalah bahasa Sunda dialek Baduy. Meskipun terisolasi, mereka dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa Indonesia.
Meskipun tidak bersekolah secara formal, mereka belajar secara otodidak. Pesan dari orang tua kepada anak-anak Suku Baduy adalah bahwa kecerdasan bukanlah segalanya, tapi jika terlalu cerdas, bisa berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain.
Selain itu, artikel National Geographic juga menyebutkan bahwa Suku Baduy sekarang sudah terdaftar sebagai penduduk Indonesia. Mereka memiliki KTP, KK, membayar pajak, bahkan ikut dalam pemilu.
Tetapi, hal ini menimbulkan pertanyaan apakah pemerintah benar-benar memenuhi janjinya terhadap mereka.
Baca Juga: CUMA ADA DI VIETNAM! Inilah Fakta Terbaru Kehidupan Malam di Vietnam yang Penuh Maksiat
Ternyata, Suku Baduy terbagi menjadi dua bagian: Baduy dalam dan Badui luar. Badui dalam adalah mereka yang tinggal di tiga kampung utama: Cibeo, Cikartawana, dan Cikesik.
Mereka adalah yang paling ketat dalam menjaga adat. Baduy luar adalah mereka yang keluar dari wilayah Baduy dalam, baik karena melanggar adat atau karena alasan lain seperti menikah dengan orang luar.
Mereka biasanya tinggal di kampung-kampung sekitar dan memiliki pakaian berwarna biru gelap sebagai ciri khas.
Kepercayaan Suku Badui disebut sebagai ajaran Sunda Wiwitan, yang menekankan penghormatan terhadap leluhur dan alam.
Mereka menjaga hutan larangan dan menjalankan tradisi-tradisi seperti menjaga panjang rambut dan tidak menggunakan pupuk.
Objek kepercayaan utama bagi mereka adalah Aras, yang merupakan tempat sakral yang dirahasiakan. Pemahaman akan kepercayaan ini sebagian besar diwariskan secara turun-temurun.
Kesimpulannya, Suku Baduy adalah salah satu kelompok masyarakat yang unik di Indonesia. Meskipun hidup secara terisolasi dan menjaga tradisi lama mereka, mereka bukanlah masyarakat yang kolot atau miskin. Mereka memiliki kekayaan budaya dan kearifan lokal yang patut dihargai dan dilestarikan.