Saat Pegi menggeleng-gelengkan kepala, petugas kepolisian yang berada di sebelahnya tampak berusaha menenangkannya.
Menurut Dedi, ini adalah bentuk empati dari petugas untuk memastikan bahwa Pegi tetap tenang dan tidak mengalami kejadian yang lebih buruk, seperti pingsan.
Di akhir konferensi pers, Pegi berusaha membantah keterlibatannya dalam pembunuhan 8 tahun lalu kepada wartawan.
Menurut Dedi, ini adalah bagian dari usaha Pegi untuk mempertahankan dirinya dan menunjukkan bahwa dia tidak bersalah.
"Ini adalah bagian dari self-defense. Dia berusaha untuk tetap terlihat tidak bersalah dan mempertahankan diri," ujar Dedi.
Dedi Triasmara menyimpulkan bahwa tekanan yang dirasakan Pegi sangat besar, dan gestur serta ekspresinya mencerminkan perasaan tidak nyaman dan ketidakpastian.
"Siapapun yang berada di posisi Pegi akan mengalami tekanan yang besar. Respon wajah dan gerakannya menunjukkan bahwa dia berada dalam tekanan yang sangat besar," kata Dedi.
Dedi juga menekankan pentingnya proses hukum yang transparan dan adil. "Jika Pegi memang tidak bersalah, dia perlu membuktikannya selama proses hukum berjalan. Data dan fakta yang ada akan menjadi validasi bagi proses ini," tutupnya.
Konferensi pers yang berlangsung siang tadi menyoroti berbagai ekspresi dan reaksi dari Pegi Setiawan, yang kemudian dianalisis oleh pakar mikroekspresi Dedi Triasmara.
Meski Pegi membantah keterlibatannya dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky, proses hukum yang transparan dan berkeadilan akan menentukan kebenarannya.