SEWAKTU.com -- Logo Nahdlatul Ulama (NU) yang diplesetkan menjadi "Netanyahu United" menjadi viral di media sosial.
Pelesetan ini muncul di tengah polemik kunjungan lima orang yang mengatasnamakan pemuda NU ke Israel untuk bertemu dengan Presiden Isaac Herzog beberapa waktu lalu.
Ketua PBNU bidang pendidikan, Moh Mukri, menyatakan bahwa mengubah logo NU adalah tindakan yang tidak etis dan tidak pantas.
Baca Juga: Viral di Medsos! Ini 5 Daftar Nama Tokoh Muda NU yang Bertemu Presiden Israel Isaac Herzog
Menurutnya, kunjungan tersebut jelas merupakan inisiatif pribadi dan tidak melibatkan NU.
"Tidak boleh seperti itu, tidak etis. Orang bisa mengkritik, tapi kunjungan itu adalah urusan pribadi. NU sendiri, PBNU, merasa tersinggung dan kecewa. Kenapa ini harus menjadi bahan olok-olok yang tidak pantas," ujar Mukri pada Selasa, 16 Juli 2024.
Mukri menambahkan, kelima orang tersebut yaitu Sukron Makmun, Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania diduga sengaja membawa nama NU dan melakukan kunjungan tanpa izin resmi.
Kelima tokoh muda NU tersebut akan dipanggil dan diberikan sanksi jika terbukti bersalah.
Baca Juga: BRUTAL! OPM Bakar Sekolah di Pegunungan Bintang, Ternyata Ini Motifnya
"Ada orang yang mengaku sebagai warga NU dan mengadakan kunjungan ke Israel serta bertemu presiden tanpa izin atau pemberitahuan, tapi mereka membawa nama NU. Mereka akan dipanggil, dan jika benar mereka adalah kader NU atau pengurus di lembaga tertentu, mereka akan menerima sanksi. Tindakan mereka tidak sensitif," jelasnya.
Mukri menyesalkan tindakan kelima orang tersebut karena berdampak buruk terhadap citra PBNU, yang selama ini dikenal berjasa dalam menjaga NKRI dari penjajah.
"PBNU memiliki jasa besar terhadap bangsa ini dan NKRI. Kunjungan itu bukan dilakukan oleh lembaga, tapi oleh individu yang mengatasnamakan NU tanpa izin resmi," katanya.
Baca Juga: Sosok Zainul Maarif, Tokoh Muda dan Peneliti NU yang Ikut Foto Bareng Presiden Israel
Sanksi terberat yang bisa dijatuhkan adalah pemberhentian dari kepengurusan PBNU. Jika salah satu dari mereka adalah dosen aktif di Unusia, mereka juga akan diberhentikan.***