SEWAKTU.com -- Merasa geram karena uang mereka sering hilang secara misterius, warga spanduk ini dipasang di beberapa titik di kawasan RT 02 RW 15, Dusun Ampo, Desa Dukuh Mencek, Sukorambi, Jawa Timur, memasang banner bertuliskan "Waspada Daerah Rawan Tuyul." Pemasangan banner ini merupakan bentuk luapan emosi warga yang sudah setahun terakhir kehilangan uang dalam keadaan tak wajar.
Kasus hilangnya uang warga ini terjadi pada uang yang disimpan di lemari, dompet, dan saku celana dengan nominal Rp50.000 hingga Rp100.000.
Beberapa warga mulai curiga bahwa uang mereka diambil oleh tuyul, sosok makhluk halus berwujud kecil dengan kepala gundul yang diyakini bisa mencuri uang atas perintah "tuannya" yang melakukan ritual pesugihan.
Baca Juga: Netflix Rilis Trailer Teaser Squid Game Season 2, Seong Gi-Hyun Hadir Kembali ke Permainan!
Sementara itu, pemerintah setempat telah memberikan perhatian khusus pada masalah ini. Jajaran Muspika setempat mengimbau agar pemasangan banner tidak memicu rasa curiga di antara warga dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.
"Ini merupakan bentuk keresahan warga. Setelah berkomunikasi dengan pihak RW dan tokoh masyarakat, kami sepakat untuk menurunkan banner agar suasana tetap kondusif," kata salah satu perwakilan pemerintah setempat.
Banner tersebut akhirnya dilepas oleh warga, dan masyarakat berharap agar suasana di Dusun Ampo tetap aman dan nyaman bagi semua pihak.
Sudah setahun terakhir, warga di desa ini melaporkan kehilangan uang yang disimpan di lemari, dompet, dan saku celana, terutama dalam nominal Rp50.000 dan Rp100.000. Tak hanya satu atau dua orang yang mengalami kejadian ini, bahkan ketua RT setempat pun turut kehilangan uang secara tiba-tiba.
Baca Juga: Bocoran iPhone 17 Gunakan Chip 5G Milik Apple
Karena kegeraman yang semakin memuncak, warga akhirnya memasang banner bertuliskan "Waspada Daerah Rawan Tuyul" di akses masuk desa sebagai bentuk peringatan.
Meski belum ada bukti jelas, warga mulai yakin bahwa hilangnya uang mereka adalah akibat ulah tuyul, sosok gaib yang diyakini bisa mengambil uang untuk "tuannya."
Menanggapi viralnya isu kemunculan tuyul ini, Camat Sukorambi, Asrah Widono, segera turun tangan. Bersama jajaran Muspika setempat, pemerintah berdiskusi dengan tokoh masyarakat, perangkat desa, dan BPD, lalu menyepakati untuk menurunkan banner demi menjaga suasana desa tetap kondusif.
"Kami tidak ingin hal ini menimbulkan prasangka buruk di antara warga atau menambah keresahan yang berkepanjangan," kata Asrah.
Dia juga menghimbau warga untuk lebih berhati-hati menyimpan uang agar kejadian serupa tidak terulang. Asrah juga menjelaskan bahwa hingga saat ini, warga belum melaporkan kejadian ini secara resmi ke kepolisian.