news

Ukraina Kebut Terima 500 Rudal Pencegat Amerika Sebelum Potensi Perubahan Kebijakan AS

Senin, 11 November 2024 | 13:36 WIB
(Defence Security Asia)

SEWAKTU.com -- Pemerintah AS di bawah Presiden Joe Biden tengah berlomba dengan waktu untuk mempercepat pengiriman 500 rudal pencegat ke Ukraina, dengan target menyelesaikan transfer sebelum presiden AS berikutnya menjabat pada Januari mendatang.

Langkah ini mencerminkan kekhawatiran bahwa jika mantan presiden Donald Trump kembali ke Gedung Putih, dukungan terhadap pertahanan Ukraina mungkin mengalami penyesuaian signifikan.

Dalam kampanyenya, Trump telah menunjukkan sikap skeptis terhadap dukungan militer yang berkelanjutan untuk Ukraina, bahkan membuka kemungkinan pengurangan atau penghentian bantuan tersebut.

Baca Juga: Petani Bingung Harus Bayar Tiga Juta Rupiah Untuk Ambil Traktor Bantuan Dari Pemerintah, Berdalih Buat Syukuran

Pengiriman yang dikebut ini mencakup rudal pencegat Patriot Advanced Capability dan AMRAAM untuk sistem pertahanan udara NASAMS yang telah digunakan Ukraina untuk menghadapi serangan udara dari Rusia.

Kedua jenis rudal ini memainkan peran penting dalam memperkuat pertahanan berlapis Ukraina. Patriot PAC-3 berfungsi melindungi target strategis dari ancaman rudal balistik, sementara NASAMS yang dilengkapi AMRAAM memberikan pertahanan udara yang lebih mobile dan serbaguna, ideal untuk menghadapi drone serta rudal jelajah.

Langkah ini mencerminkan fokus Ukraina yang kini lebih mengutamakan senjata pertahanan ketimbang senjata ofensif jarak jauh, seiring dengan tekanan dari Presiden Volodymir Zelensky agar bantuan segera diberikan.

Baca Juga: Deretan Kontroversi Nikita Mirzani vs Heni Sagara Soal Isu Mafia Skincare

Sikap Trump terhadap konflik Ukraina mencerminkan pendekatan yang berbeda dari pemerintahan Biden. Selama kampanyenya, Trump menyatakan bahwa ia akan dapat mengakhiri perang dengan cepat melalui negosiasi damai, bahkan menawarkan diri sebagai mediator antara Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Trump juga dilaporkan mempertimbangkan opsi zona penyangga di sekitar wilayah yang dipersengketakan, dengan penjagaan dari pasukan perdamaian Eropa. Beberapa ahli juga menduga Trump mungkin akan mendesak Ukraina untuk menunda aspirasi bergabung dengan NATO, setidaknya dalam dua dekade ke depan.

Desakan Washington ini menunjukkan urgensi untuk menguatkan pertahanan Ukraina dalam menghadapi ancaman Rusia, terutama di tengah ketidakpastian politik di AS yang berpotensi mengubah arah bantuan militer.

(Muhammad Fikri Hudzaifi)

Tags

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB