news

Jelang Natal dan Tahun Baru 2025, Pemerintah Kota Bandung Intensifkan Strategi Pengendalian Inflasi

Senin, 11 November 2024 | 16:22 WIB
Penguatan Ekonomi dan Kendali Inflasi Kota Bandung Menyongsong Nataru 2025. (Foto/Humas Pemkot Bandung.)

SEWAKTU.com — Menyongsong perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Pemerintah Kota Bandung semakin memperketat pengendalian inflasi dengan sejumlah strategi.

Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kota Bandung, Dharmawan, menginstruksikan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk menerapkan kebijakan strategis guna menjaga stabilitas harga dan ketahanan ekonomi daerah.

Dalam Rapat Koordinasi TPID Kota Bandung yang berlangsung di Hotel Mercure, Lengkong, pada Senin (11/11/2024), Dharmawan menekankan pentingnya kolaborasi lintas daerah dan operasi pasar untuk meredam fluktuasi harga menjelang Nataru.

Baca Juga: Demi Kemajuan Kota, Pj Sekda Kota Bandung Dorong Pemuda KNPI Tingkatkan Inovasi dan Kreativitas

Ia juga menyebut program Buruan SAE sebagai upaya untuk mendukung sistem pertanian lokal yang bisa menguatkan pasokan pangan dalam kota.

“Penguatan infrastruktur dasar dan pasar sangat penting untuk menjaga stabilitas harga. Kami berharap, rapat ini dapat menghasilkan strategi efektif menghadapi tantangan ekonomi makro saat ini,” ujar Dharmawan dalam pertemuan bertema “Evaluasi, Peluang, dan Tantangan Penguatan Stabilitas Makro Ekonomi dan Inflasi Kota Bandung Menjelang Natal dan Tahun Baru 2025.”

Dharmawan menambahkan, kondisi ekonomi global yang tak stabil akibat kenaikan harga energi dan gangguan rantai pasok juga turut memengaruhi inflasi di tingkat nasional maupun daerah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kota Bandung tercatat sebesar 1,66 persen (year on year) pada Oktober 2024, dengan inflasi bulanan sebesar 0,04 persen, serta 1,01 persen secara year to date.

Baca Juga: Apresiasi! Disnaker Kota Bandung Beri Penghargaan untuk Perusahaan Pemberi Lapangan Kerja Bagi Penyandang Disabilitas

Angka ini masih berada dalam target inflasi nasional, yaitu 2,5 persen dengan toleransi plus minus 1 persen.

Meskipun demikian, Dharmawan memperingatkan adanya risiko dari beberapa faktor seperti fluktuasi harga pangan, situasi sosial-politik menjelang Pilkada, serta kenaikan biaya transportasi dan komoditas lain yang bisa memengaruhi inflasi.

“Kerja keras TPID Kota Bandung telah diakui dengan penghargaan dalam Bapanas Award 2024. Ini adalah motivasi agar kami terus meningkatkan pengendalian inflasi,” katanya.

Kepala Bagian Perekonomian Setda Kota Bandung, Tubagus Agus Mulyadi, menambahkan bahwa Bandung bergantung hingga 94,5 persen pada pasokan luar kota, sehingga rentan terhadap perubahan harga.

Menjelang Nataru, permintaan kebutuhan pokok meningkat tajam, yang berpotensi memicu inflasi.

Halaman:

Tags

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB