SEWAKTU.com -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa negaranya tengah menghadapi sekitar 50.000 tentara Rusia yang ditempatkan di dekat perbatasan Kursk.
Rusia terus berupaya menghalau pasukan Ukraina yang melancarkan serangan di wilayah tersebut pada Agustus lalu.
Dalam pernyataannya melalui Telegram, Zelensky menegaskan bahwa Ukraina akan memperkuat pertahanan di garis depan, khususnya di Pokrovsk dan Kurakhove, titik fokus pertempuran yang semakin intens di timur Ukraina.
Baca Juga: Di Tengah Konflik, Rusia Kirim Gelombang Baru Jet Tempur Su-57 dan Su-35S ke Kemenhan
Pada bulan Agustus, untuk pertama kalinya Ukraina berhasil melancarkan serangan mendadak ke wilayah Rusia dan merebut beberapa pemukiman di Kursk, wilayah yang menjadi zona operasi militer sejak invasi Rusia pada Februari 2022.
Meskipun begitu, Rusia tetap bergerak di wilayah timur Ukraina, secara bertahap merebut desa-desa di wilayah industri Donbass.
Menurut laporan dari New York Times, pasukan Rusia di Kursk mencakup tentara tambahan yang diduga berasal dari Korea Utara.
Baca Juga: Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Truk Kontainer Tabrak 16 Mobil, Satu Tewas dan Puluhan Terluka
Klaim ini didukung oleh pihak Barat dan Korea Selatan, namun Kremlin belum mengonfirmasi atau membantah keberadaan pasukan Korea Utara di wilayah tersebut.
Pada Sabtu lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang menguatkan kemitraan strategis dengan Korea Utara, termasuk perjanjian kerja sama di bidang pertahanan.
Di tengah ketegangan, serangan artileri Rusia pada Senin menewaskan dua orang dan melukai 19 lainnya di wilayah Dnipropetrovsk.
Baca Juga: Mitos Gunung Hejo dan Tol Cipularang KM 92, Pembangunannya Tak Lepas dari Kisah Mistis
Gubernur Serhiy Lysak melaporkan bahwa beberapa fasilitas medis, kafe, dan toko di kota Nikopol mengalami kerusakan. Sementara itu, serangan rudal di Kryvyi Rih menyebabkan 14 orang terluka, dan tim penyelamat saat ini masih mencari korban yang mungkin terjebak di bawah reruntuhan.