Dimana elektabilitas Dedie A Rachim Jenal Mutaqin kembali anjlok 33,38%, lalu Atang Trisnanto dan Annida Allivia meraih 24,66%, Sendi Fardiansyah dan Melli Darsa 14,05%, Dokter Rayendra dan Eka Maulana naik menjadi 13,66%, pun demikian Rena Da Frina dan Teddy Risandi yang meraih 10,27%.
"Ada beberapa faktor yang membuat keunggulan Dedie itu terus merosot. Dan menurut saya yang paling mudah diuji adalah sejauh mana efektifitas pasangannya dalam berkampanye sejauh ini," tutur Herry yang pernah menjabat sebagai Ketua KPU Kab Bogor.
Herry menilai, Jenal belum memberikan sumbangsih signifkan terhadap elektabilitas Dedie. Bahkan bila merujuk pada hasil survei, elektabilitas Dedie cenderung turun pasca mereka berpasangan. Selain itu, Herry juga melihat, kecenderungan masyarakat yang mulai mengenal lebih profil para kontestan Pilwalkot Bogor.
"Dalam survei terakhir Radar Bogor, masyarakat menilai masalah paling mendesak yang harus ditangani adalah pengganggura. Dan saya yakin para responden yang menyatakan hal itu adalah pemilih pemula yang telah paham isu perkotaan," jelasnya.
"Mereka (Pemilih pemula,red) sudah merasakan bagaimana sulitnya mencari kerja saat pemerintahan Bima-Dedie. Maka dari itu aliran suara mereka justru menyebar ke seluruh calon lain kecuali Dedie," sambungnya.(*)
Hasil Survei Charta Politika (Juni)
Dedie A Rachim 44%
Rayendra 16,9%
Sendi 14,9%
Atang 3,8%
Rena -
Hasil Survei Charta Politika (September)
Dedie A Rachim Jenal Mutaqin 39,8%
Atang Trisnanto dan Annida Allivia 21,8%
Sendi Fardiansyah dan Melli Darsa 14,0%
Rayendra dan Eka Maulana 8,5%
Rena Da Frina dan Teddy Risandi 3,8%
Tidak menjawab 12,3%
Hasil Survei Radar Bogor (November)
Dedie A Rachim Jenal Mutaqin 33,38%
Atang Trisnanto dan Annida Allivia 24,66%
Sendi Fardiansyah dan Melli Darsa 14,05%
Rayendra dan Eka Maulana 13,66%
Rena Da Frina dan Teddy Risandi 10,27%