SEWAKTU.com -- Pemerintah Kota Bekasi mengadakan dua acara penting pada Jumat (22/11/2024) di Plaza Pemkot Bekasi, Jalan Ahmad Yani, sebagai persiapan jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Bekasi yang akan berlangsung pada 27 November 2024.
Acara tersebut diikuti oleh ribuan aparatur sipil negara (ASN) dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Bekasi.
Rangkaian acara dimulai dengan apelk akbar dan doa bersama yang dipimpin oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Bekasi, R Gani Muhamad. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua KPU Kota Bekasi, Ketua Bawaslu Kota Bekasi, dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bekasi.
Dalam sambutannya, Pj Wali Kota Bekasi menyatakan bahwa doa bersama tersebut dilaksanakan untuk menyukseskan Pilkada 2024 agar berjalan dengan aman, tertib, dan kondusif.
Baca Juga: Kunker ke Riau, Menteri LH dan BPLH Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar
“Semoga ikhtiar seluruh ASN, Forkopimda, KPU, dan Bawaslu mendapatkan berkah dan kelancaran. Mari kita rangkai bersama doa ini, agar pelaksanaan Pilkada berjalan dengan lancar,” ujar Gani Muhamad di hadapan ribuan peserta.
Setelah doa bersama yang dipimpin oleh pejabat Kementerian Agama Kota Bekasi, seluruh peserta melanjutkan rangkaian acara berikutnya.
Pemecahan Rekor MURI Pemakaian Sarung Tenun oleh ASN Terbanyak
Rangkaian acara berikutnya adalah pemecahan Rekor MURI untuk pemakaian sarung tenun oleh ASN terbanyak di tingkat Jawa Barat.
Acara ini diselenggarakan dengan dukungan penuh dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bekasi. Para ASN di masing-masing kantor instansi sudah membentuk formasi huruf “BBI” (Bangga Buatan Indonesia), yang terwujud dalam koreografi tarian yang diikuti oleh ribuan peserta.
Pemecahan rekor ini terpusat di Kantor Gubernur Jawa Barat dan disiarkan secara daring melalui Zoom, sehingga bisa diikuti oleh lembaga instansi dan pemerintah daerah se-Jawa Barat.
Dalam sambutannya, Pj Gubernur Jawa Barat yang hadir secara daring menekankan bahwa sarung tenun Majalaya yang digunakan oleh para ASN bukan hanya sekadar kain, tetapi simbol dari filosofi hidup yang sederhana, rapi, dan sopan.
“Sarung ini juga menjadi lambang penghormatan terhadap warisan budaya kita serta mendukung kemajuan ekonomi daerah, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan para pengrajin sarung tenun di Jawa Barat,” ujarnya.