SEWAKTU.com -- Sepanjang Januari hingga November 2024, Rusia dilaporkan telah meluncurkan 194 rudal balistik ke Ukraina, dengan 60 di antaranya adalah rudal KN-23 buatan Korea Utara.
Penemuan mengejutkan mengungkapkan bahwa 75% komponen dalam rudal tersebut berasal dari perusahaan Barat, terutama Amerika Serikat dan Eropa.
Investigasi Conflict Armament Research (CAR) menemukan bahwa komponen ini berasal dari lebih dari 250 perusahaan, termasuk sembilan produsen besar dari Amerika, Belanda, dan Inggris.
Baca Juga: Insiden Tank VT4 di Zhuhai Air Show 2024: Tanda Tanya Besar atas Kehandalan Militer China
Sebanyak 75% komponen dibuat di Amerika Serikat, 16% di Eropa, dan 9% di Asia. Sistem panduan rudal ini memanfaatkan komponen seperti konverter tegangan dari XP Power Inggris, sensor arus dari LEM International Swiss, serta kapasitor dari Semtech Corporation Amerika Serikat.
Laporan tersebut juga mengungkap bahwa komponen non-militer, seperti sensor otomotif dari Jepang, digunakan dalam produksi rudal.
Meskipun rudal ini dirancang oleh Korea Utara, banyak komponen pentingnya diimpor secara ilegal melalui jalur yang rumit untuk menghindari sanksi internasional.
Baca Juga: KTM Terancam Bangkrut, Karna Hutang Dan Stok Motor Menumpuk
Para analis memperingatkan bahwa mekanisme pengawasan ekspor dan penegakan hukum harus diperketat.
Jika tidak, suplai komponen penting ke Rusia dan Korea Utara akan terus berlanjut, memungkinkan mereka memproduksi senjata canggih meskipun berada di bawah sanksi berat.
Penemuan ini menyoroti tantangan besar dalam menghentikan perdagangan ilegal komponen senjata, yang menjadi ancaman bagi keamanan global di tengah konflik yang semakin memanas di Ukraina.
(Muhammad Fikri Hudzaifi)