SEWAKTU.com -- Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy Indra Wijaya dikenal sebagai sosok yang tegas dalam menjaga etika dan ketertiban di lingkungan kepresidenan.
Tak jarang, ia memberikan teguran kepada anggota kabinet hingga Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) jika dianggap tidak sesuai dengan standar yang berlaku.
Terbaru, Mayor Teddy menegur seorang anggota Paspampres yang memayungi Presiden Prabowo Subianto saat menyambut kedatangan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sikap Mayor Teddy tersebut dianggap judes oleh netizen.
Saat itu, pesawat kenegaraan Turki yang membawa Erdogan mendarat di tengah hujan deras. Prabowo dan Mayor Teddy berjalan berdampingan menuju landasan pesawat untuk menyambut Erdogan.
Di belakang mereka, seorang anggota Paspampres terlihat memayungi Prabowo. Namun, Mayor Teddy kemudian memberikan isyarat kepada anggota tersebut untuk menghentikan tindakannya, yang langsung direspons dengan menutup payung.
Sikap Mayor Teddy pun dinilai angkuh dan sika ribet sendiri oleh netizen, tuntutan dievaluasi dan harus ubah sikap mengemuka. Selain itu, Mayor Teddy juga dianggap overlap dengan peran ajudan, asisten ajudan, serta Paspampres.
Faktor prerogatif Presiden Prabowo, fenomena Mayor Teddy dinilai jadi yang pertama dalam sejarah keprotokolan RI-1.
Namun, ini bukan pertama kalinya Mayor Teddy memberikan teguran. Beberapa tokoh dan anggota kabinet juga pernah mendapat peringatan darinya:
1. Gus Miftah: Olok-olok Penjual Es Teh
Gus Miftah, mantan Utusan Khusus Presiden, pernah menjadi sorotan karena mengolok-olok seorang penjual es teh saat mengisi pengajian.
Video yang memperlihatkan Miftah mengejek pedagang tersebut viral di media sosial, menuai kritik dari warganet. Akibat insiden ini, Mayor Teddy memberikan teguran kepada Miftah, yang kemudian meminta maaf atas pernyataannya.
2. Raffi Ahmad dan Patwal RI 36
Mayor Teddy juga memberikan teguran terkait penggunaan petugas patwal oleh Raffi Ahmad. Insiden ini terjadi saat patwal dari mobil dinas RI 36—kendaraan yang digunakan Raffi sebagai Utusan Khusus Presiden—berusaha membuka jalan di tengah kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.