Program prioritas yang akan dijalankan antara lain:
- Penyelesaian infrastruktur jalan provinsi.
- Penyediaan 3.333 ruang kelas baru untuk meningkatkan akses pendidikan.
- Penyelesaian status kepemilikan tanah sekolah.
- Pembangunan puskesmas dan pengembangan jaringan listrik.
- Perbaikan rumah bagi masyarakat miskin.
- Pembangunan dan optimalisasi sistem irigasi.
- Penanganan pengelolaan sampah, termasuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dalam 2-3 tahun ke depan.
Dedi menegaskan bahwa seluruh program ini ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jawa Barat.
Dalam aspek fiskal, Dedi menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan anggaran.
Ia memastikan bahwa investasi yang masuk harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, bukan sekadar alat bagi kepentingan kelompok tertentu.
Baca Juga: Pemkot Bandung Perkuat Transparansi Informasi Publik Melalui Aplikasi Simonik
“Kami akan melakukan audit investigatif untuk memastikan anggaran digunakan secara tepat sasaran dan bebas dari penyalahgunaan,” tegas Dedi.
Ia juga merencanakan penguatan peran Bank Jabar dalam mendukung investasi berbasis masyarakat dan memaksimalkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pembangunan sekolah di wilayah terpencil.
Menutup pidatonya, Dedi Mulyadi menyampaikan tekadnya untuk menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi yang bermartabat dan menjadi contoh dalam pengelolaan anggaran yang baik. Ia membuka ruang bagi kritik dan masukan konstruktif demi mewujudkan Jawa Barat yang lebih sejahtera dan berdaya saing.
“Lembur diurus, kota ditata, Jabar istimewa,” pungkasnya.
Dengan dukungan penuh dari kepala daerah se-Jawa Barat, termasuk Wali Kota Bandung, Dedi optimistis dapat mewujudkan visi tersebut dan membawa Jawa Barat ke arah yang lebih baik. (ADV)