Karena itu, pengelolaannya harus dilakukan oleh tenaga profesional yang kompeten.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyebut pelatihan ini sebagai bentuk kolaborasi antarkementerian yang strategis dalam membangun ketahanan pangan nasional.
“Dapur bukan hanya tempat memasak. Di sinilah ketahanan nasional bermula,” ujarnya.
Menurut Widiyanti, siswa SPPI juga dilatih dalam kepemimpinan dan pengabdian, menjadikan mereka agen perubahan dalam pemenuhan gizi masyarakat.
Rektor Poltekpar NHI Bandung, Anwari Masatip, menjelaskan pelatihan dirancang berbasis kompetensi menyeluruh, mulai dari pemilahan bahan baku, pengolahan, penyajian hingga sanitasi dapur.
Sementara itu, Letnan Jenderal TNI (Purn) Anton Nugroho selaku Rektor Universitas Pertahanan menegaskan, sinergi antara pendidikan vokasi dan militer mencerminkan upaya membangun sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menambahkan, pelatihan ini penting untuk mencegah terulangnya kasus pelayanan dapur yang buruk.
“Kami ingin semua berjalan aman, sehat, dan layak,” tegasnya.
Pelatihan dijadwalkan berlangsung sejak 11 hingga 24 Juni 2025 dengan pendekatan praktik langsung di bawah pengawasan tenaga ahli dari Poltekpar NHI Bandung. (ADV)