SEWAKTU.com - Ketua DPR RI, Puan Maharani, menanggapi maraknya kritik yang belakangan diarahkan kepada pemerintah. Ia menilai bahwa aspirasi masyarakat kini disampaikan dengan cara yang semakin beragam, terutama melalui media sosial yang menjadi ruang ekspresi publik.
Fenomena penggunaan tagar, sindiran politik, hingga simbol-simbol unik dianggap sebagai bentuk partisipasi warga dalam menyuarakan pandangan. Belakangan, muncul istilah Indonesia Gelap yang ramai dibicarakan, hingga pemasangan bendera bergambar karakter populer seperti One Piece berdampingan dengan bendera Merah Putih.
Menurut Puan, hal tersebut menunjukkan bahwa perkembangan demokrasi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kreativitas masyarakat. Teknologi, khususnya media sosial, telah membuka panggung luas bagi rakyat untuk berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapat.
Baca Juga: Kebangetan! Buruh dan Mahasiswa Demo BBM Naik, Puan Maharani Malah Rayakan Ultah di Gedung DPR RI
Dalam sidang bersama Nota Keuangan 2026 yang digelar Jumat (15/8/2025), Puan menjelaskan bahwa kritik masyarakat hadir dalam berbagai bentuk. Ada yang memilih mengungkapkan dalam kalimat singkat, ada pula yang menyalurkannya melalui humor, sindiran, atau simbol-simbol tertentu.
Ia menekankan bahwa semua ekspresi tersebut berkembang pesat di ruang digital, yang kini menjadi sarana utama masyarakat untuk menyuarakan aspirasi. Kreativitas publik dianggap sebagai salah satu wujud nyata dari kebebasan demokrasi, di mana kritik tidak hanya disampaikan secara serius, tetapi juga melalui cara-cara yang dekat dengan budaya populer dan mudah dipahami oleh masyarakat luas.
Dengan demikian, dinamika kritik yang muncul di era digital saat ini bukan hanya menjadi tantangan, tetapi juga potret bagaimana masyarakat semakin aktif dalam mengawal jalannya demokrasi di Indonesia.