Doa dipimpin para tokoh lintas agama dan dihadiri pejabat Forkopimda, tokoh masyarakat, serta ribuan warga.
Wali Kota Dedie dalam kesempatan itu menyampaikan, program pemerintah pusat maupun daerah diarahkan untuk menyiapkan generasi emas Indonesia 2045, mulai dari penyediaan makan bergizi gratis, pemeriksaan kesehatan masyarakat, hingga pengembangan Koperasi Merah Putih.
“Doa ini menjadi pengingat bahwa persatuan dan kebersamaan adalah semangat utama dalam membangun kota dan bangsa,” kata Dedie, seraya berharap doa yang dipanjatkan membawa keberkahan bagi Kota Bogor.
Baca Juga: Bupati Bogor Sampaikan Salam Presiden Prabowo di Pesta Rakyat Babakan Madang
Rangkaian peringatan ditutup dengan upacara penurunan bendera merah putih yang kembali digelar di Lapangan Sempur pada sore hari.
Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin bertindak sebagai inspektur upacara.
Jenal mengaku terharu melihat partisipasi masyarakat dalam momen sakral tersebut.
“Tadi saya melihat di belakang pasukan acara ada warga yang berkunjung ke Sempur ikut hormat juga. Itu yang membuat saya sedikit terharu,” ungkapnya.
Menurutnya, upacara pengibaran dan penurunan bendera memiliki makna yang sama, yakni penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan.
Ia mengingatkan warga untuk terus memasang bendera merah putih sepanjang bulan Agustus sebagai wujud cinta tanah air.
“Kalau bisa, bendera yang terlihat kusam dicuci lalu dipasang kembali. Itu bentuk sederhana dari kecintaan kita pada bangsa,” kata Jenal.
Ia menambahkan, meski peringatan 17 Agustus telah usai, pengibaran bendera di pusat kota seperti Tugu Kujang dan Lapangan Sempur akan tetap dilaksanakan, bahkan ia berharap tradisi ini menjalar hingga ke tingkat RT dan kampung. (ADV)