Dari kalangan Hindu, I Wayan Gemuh Kertaraharja menyampaikan keprihatinan atas maraknya aksi anarkis di sejumlah kota.
Ia mengajak masyarakat Bogor, termasuk mahasiswa dan pejabat daerah, untuk saling bahu-membahu menjaga keamanan.
“Mari kita doakan agar kondisi negara segera pulih normal,” ujarnya.
Senada, tokoh Konghucu Andry Harsono mengajak seluruh elemen untuk menjaga situasi kota tetap kondusif.
“Dengan persatuan, Bogor bisa tetap aman dan damai. Dari kota ini kita bisa ikut menjaga Indonesia tetap tenteram,” jelasnya.
Sejak masa Pajajaran hingga kolonial Belanda, Bogor dikenal sebagai ruang pertemuan berbagai etnis, budaya, dan agama.
Keragaman itu tercermin dari keberadaan masjid, gereja, pura, vihara, hingga klenteng yang berdiri berdampingan.
Ditopang kearifan lokal Sunda seperti falsafah silih asah, silih asih, silih asuh, kerukunan menjadi modal penting yang hingga kini terus dijaga.
Ajakan para tokoh lintas iman tersebut sekaligus menjadi pengingat bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan sumber perpecahan. (ADV)