SEWAKTU.com - Bengkulu kembali diterpa isu keterbatasan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dalam sepekan terakhir. Sejumlah pengelola Pertashop mengeluhkan distribusi yang disebut-sebut tidak stabil, sehingga berimbas pada operasional mereka. Beberapa di antaranya bahkan terpaksa menghentikan layanan sementara akibat pasokan yang tidak terpenuhi sesuai kebutuhan.
Pengurangan pasokan ini dinilai cukup signifikan. Dari kebutuhan harian puluhan ton, sebagian besar hanya bisa dipenuhi setengahnya. Kondisi tersebut kemudian memunculkan antrean panjang di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di wilayah Bengkulu. Situasi ini menambah kekhawatiran masyarakat yang khawatir daerah mereka benar-benar akan mengalami krisis energi.
Kendalanya ada di Pelabuhan Pulau Baai. Karena pengerukan belum selesai, kapal-kapal besar tidak bisa masuk. Akibatnya, pengiriman barang jadi terhambat. Rencana pendalaman jalur hingga enam meter ternyata baru terealisasi sekitar separuhnya, sehingga akses masuk kapal besar menjadi terbatas.
Baca Juga: Ledakan Dahsyat Sumur Gas Pertamina di Subang, Warga Panik dan Berhamburan
Meski demikian, Pertamina Patra Niaga Regional Sumatra Bagian Selatan menegaskan stok BBM di Bengkulu dalam kondisi aman. Perusahaan energi tersebut memastikan ketersediaan bahan bakar di Fuel Terminal Pulau Baai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Selain itu, Pertamina juga telah menyiapkan jalur suplai tambahan dari Fuel Terminal Lubuk Linggau di Sumatera Selatan serta dari Integrated Terminal Teluk Kabung di Sumatera Barat. Mekanisme distribusi cadangan ini dipastikan mampu menutup kekurangan jika sewaktu-waktu terjadi hambatan.
Pertamina juga mengimbau masyarakat agar membeli BBM sesuai kebutuhan, tidak melakukan penimbunan, dan segera melaporkan kendala melalui Call Center 135 maupun aplikasi MyPertamina.
Baca Juga: Mantan Miss Indonesia Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi PT Pertamina, Apa Perannya?
Beberapa hari terakhir, antrean panjang masih terlihat di sejumlah SPBU, seperti yang terpantau di daerah Tanah Patah, Kilometer 6,5, Kilometer 8, Betungan, dan Pagar Dewa. Meski demikian, Pertamina menilai situasi ini bersifat sementara dan dipastikan akan teratasi seiring dengan normalisasi distribusi.