news

Equinox 23 September: Matahari Tepat di Atas Khatulistiwa, Hadirkan Hari Tanpa Bayangan

Selasa, 23 September 2025 | 10:00 WIB
(ilustrasi) Fenomena equinox 23 September 2025 membuat durasi siang dan malam hampir sama di seluruh dunia, termasuk wilayah Asia. (Foto/Freepik)

SEWAKTU.com - Selasa (23/9/2025), masyarakat dunia menyaksikan salah satu fenomena astronomi menarik, yakni equinox. Pada peristiwa ini, matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa atau equator bumi. Kondisi tersebut membuat panjang durasi siang dan malam hampir sama di seluruh belahan dunia.

Equinox sendiri merupakan fenomena yang terjadi secara rutin dua kali dalam setahun. Dalam penjelasan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena ini menandai momen penting dalam perjalanan semu matahari. Sekitar bulan Maret dan September, matahari melintasi garis khatulistiwa sehingga intensitas cahaya yang diterima permukaan bumi relatif merata.

Selain membagi durasi siang dan malam dengan seimbang, equinox juga memunculkan sejumlah dampak lain. Salah satunya adalah hari tanpa bayangan, ketika matahari berada tepat di atas kepala pada siang hari di wilayah tertentu di sekitar khatulistiwa. Suhu udara cenderung lebih tinggi dan cuaca terasa lebih panas dibanding biasanya. Fenomena ini juga menjadi penanda terjadinya perubahan musim, baik di belahan bumi utara maupun selatan.

Baca Juga: Fenomena Blood Moon Hiasi Langit Sumsel 7 September 2025, Bisa Disaksikan Tanpa Alat Bantu

Gerakan semu matahari usai equinox pun memiliki pola yang berulang setiap tahun. Setelah equinox pada Maret, matahari perlahan bergerak ke arah utara hingga mencapai titik balik utara pada bulan Juni, tepat di 23,5 derajat lintang utara. Pada fase ini, belahan bumi utara mulai memasuki musim panas, sementara belahan bumi selatan mengalami musim dingin.

Perjalanan tersebut kemudian berlanjut dengan pergeseran posisi matahari ke arah selatan hingga kembali melintasi garis khatulistiwa pada September, memunculkan equinox kedua. Setelah itu, matahari terus bergeser ke arah selatan hingga mencapai 23,5 derajat lintang selatan pada Desember, yang sekaligus menandai titik balik selatan. Siklus ini terjadi secara konsisten dari tahun ke tahun dan menjadi penentu pergantian musim di berbagai wilayah dunia.

Fenomena equinox bukan hanya menjadi catatan penting bagi para peneliti astronomi, tetapi juga memberi pengaruh nyata terhadap kehidupan sehari-hari, terutama pada sektor pertanian, cuaca, hingga pola iklim global.

Baca Juga: Super New Moon dan Gerhana Matahari Total Terjadi Bersamaan, Apa yang Akan Terjadi di Langit Indonesia?

Tags

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB