SEWAKTU.com – Longsor besar di Tambang Grasberg, Papua, pada Senin (29/9/2025) menelan korban jiwa dan menghentikan sebagian besar aktivitas tambang.
Tragedi ini tidak hanya memukul keluarga korban, tetapi juga mengganggu pasokan tembaga dunia.
Jalannya Peristiwa
Sekitar pukul 10.00 WIT, area tambang bawah tanah Grasberg runtuh setelah diguyur hujan deras selama berhari-hari. Material longsor setinggi puluhan meter menutup akses utama, menjebak pekerja di dalam lorong.
Baca Juga: Longsor Tambang Freeport Guncang Ekonomi Global, Bagaimana Sikap Pemerintah?
Tim penyelamat bekerja sepanjang malam, menggunakan alat berat untuk membersihkan jalur, sementara keluarga korban menunggu dengan cemas di posko darurat.
Korban dan Evakuasi
Data sementara mencatat sedikitnya 18 pekerja meninggal dunia, 35 luka-luka, dan belasan lainnya masih hilang. Evakuasi terkendala cuaca ekstrem dan potensi longsor susulan.
"Kami berusaha semaksimal mungkin, tetapi kondisi sangat berbahaya," ujar Kepala Basarnas Papua.
Dampak ke Harga Tembaga
Grasberg merupakan salah satu tambang terbesar dunia yang menyuplai jutaan ton tembaga per tahun. Gangguan produksi langsung memicu lonjakan harga di pasar internasional hingga 12%.
Industri kendaraan listrik, energi terbarukan, hingga elektronik diprediksi akan merasakan dampaknya jika pasokan tidak segera dipulihkan.
Pernyataan Freeport dan Pemerintah
PT Freeport Indonesia menegaskan keselamatan pekerja adalah prioritas utama. "Kami berduka mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan akan memberikan santunan penuh," kata perwakilan perusahaan.