SEWAKTU.com- Di atas kertas, Irak jelas unggul. Mereka punya pengalaman, kualitas individu, dan kolektivitas yang lebih matang.
Namun, dalam sepak bola, tak ada yang benar-benar pasti yang unggul di statistik belum tentu menang di lapangan.
Dan di sinilah Patrick Kluivert harus membuktikan apakah pendekatan taktisnya benar-benar bisa membawa Timnas Indonesia naik level.
Baca Juga: Laga Krusial Timnas Indonesia vs Irak, Patrick Kluivert Diminta Tak Lagi Coba-coba Strategi!
Kelemahan di Arab Saudi Harus Jadi Alarm
Kekalahan dari Arab Saudi bukan hanya karena kualitas lawan, tapi juga karena kekeliruan sistem.
Kluivert mencoba formasi empat bek murni dengan dorongan sayap tinggi, tapi hasilnya justru membuat area tengah terbuka.
Duet Kevin Diks dan Jay Idzes tampak kewalahan tanpa cover dari gelandang bertahan, sementara Marc Klok dan Thom Haye belum sepenuhnya sinkron menjaga ritme transisi.
Masalah ini bukan sekadar teknis tapi soal filosofi permainan.
"Sepak bola bukan tentang eksperimen tanpa arah. Harus ada keseimbangan antara visi dan adaptasi," ujar analis sepak bola nasional, Aris Budi Sulistyo.
Baca Juga: Patrick Kluivert Dituntut Realistis, Timnas Indonesia Wajib Bangkit Lawan Irak
Irak: Lawan yang Menguji Kedewasaan Taktis
Irak bukan lawan sembarangan. Mereka punya lini tengah kuat, organisasi pertahanan disiplin, dan agresivitas tinggi dalam duel. Mereka tak banyak memberi ruang, tapi justru menunggu lawan kehilangan bola untuk melancarkan serangan balik mematikan.
Jika Indonesia tetap memaksakan bermain terbuka, risiko kebobolan cepat sangat besar.