SEWAKTU.com- Suasana Gaza kembali mencekam. Di tengah harapan akan perdamaian setelah gencatan senjata Israel-Hamas diberlakukan, kabar duka datang dari dunia jurnalistik.
Saleh Aljafarawi, jurnalis muda Palestina berusia 28 tahun, tewas tertembak saat menjalankan tugas liputan di lingkungan Sabra, Kota Gaza.
Menurut laporan Al Jazeera Arabic, Aljafarawi dikenal luas lewat liputan video lapangan yang mendokumentasikan kerasnya kehidupan dan perang di Gaza selama dua tahun terakhir.
Ia dilaporkan tewas ditembak oleh kelompok bersenjata yang diduga memiliki keterkaitan dengan Israel.
Baca Juga: 7 Gadget Futuristik 2025 yang Akan Ubah Hidupmu
Rekaman yang diverifikasi oleh Sanad, lembaga verifikasi berita milik Al Jazeera, memperlihatkan tubuh Aljafarawi masih mengenakan rompi bertuliskan “PRESS” tergeletak di atas kendaraan terbuka. Ia sempat dilaporkan hilang sejak Minggu pagi sebelum akhirnya dikonfirmasi meninggal dunia.
Bentrokan di Tengah Gencatan Senjata
Sumber dari Kementerian Dalam Negeri Gaza menyebutkan bahwa bentrokan tersebut melibatkan milisi yang “berafiliasi dengan kekuatan pendudukan (Israel)”.
Mereka bahkan dilaporkan menembaki warga sipil yang tengah kembali ke rumahnya dari wilayah selatan Gaza.
Hingga kini, otoritas lokal belum merilis pernyataan resmi. Namun, kondisi keamanan di Jalur Gaza masih sangat rapuh meski gencatan senjata telah berlangsung beberapa hari.
Kisah Hidup Seorang Jurnalis Lapangan
Dalam wawancaranya bersama Al Jazeera pada Januari lalu, Aljafarawi sempat mengenang pengalamannya sebagai pengungsi dari Gaza utara. Ia menceritakan bagaimana ia terus meliput di tengah ketakutan dan ancaman.
“Semua kejadian dan situasi yang saya alami selama 467 hari ini tidak akan pernah saya lupakan,” ujarnya.
“Saya hidup dalam ketakutan setiap detik, terutama setelah mendengar apa yang dikatakan oleh pendudukan Israel tentang saya,” lanjutnya.