Gelombang Reaksi: Santri Bergerak, Publik Mengecam
Tak butuh waktu lama, warganet ramai-ramai mengecam tayangan Xpose Trans7. Komentar pedas membanjiri akun resmi Trans7 di Instagram.
Dalam hitungan jam, tagar #BoikotTrans7 jadi trending, menyuarakan kemarahan publik terhadap isi tayangan yang dianggap tak beretika.
Dukungan terhadap KH. Anwar Manshur datang dari berbagai kalangan santri dan tokoh muda Nahdliyin.
Baca Juga: Final Dramatis AXIS Nation Cup 2025, SMK Nusantara Jakarta dan SMAN 2 Mojokerto Rebut Gelar Juara
Akun komunitas seperti Santri Keren, NU Garis Lucu, Cahpondok, hingga AIS Nusantara, serentak menuntut permintaan maaf terbuka dari CT Corp dan Trans7 dalam waktu 1x24 jam.
Selain itu, mereka mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk turun tangan memberi teguran keras atas pelanggaran etika jurnalistik dan tanggung jawab kultural terhadap komunitas pesantren.
Bagi sebagian orang, peristiwa ini bukan sekadar persoalan siaran televisi, tetapi soal penghormatan terhadap simbol-simbol keagamaan dan budaya lokal.
Di tengah maraknya konten hiburan yang mengejar sensasi, pesan moral dari polemik ini jelas, etika tetap harus menjadi fondasi setiap karya jurnalistik.
LBH Ansor berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi seluruh media agar lebih sensitif terhadap nilai sosial dan keagamaan di masyarakat.
“Kami ingin ruang publik tetap sehat, bukan arena yang mengabaikan kehormatan orang lain,” tutup Bagus.***