“Konferensi Asia-Afrika pertama berawal dari Bogor. Pertemuan ini berkontribusi besar terhadap perjuangan kami melawan kolonialisme dan imperialisme,” kata Belmiro.
Ia menilai bahwa banyak persoalan yang dihadapi negara-negara Asia-Afrika masih serupa hingga kini, mulai dari kemiskinan, pembangunan ekonomi, hingga pemberdayaan generasi muda.
Senada dengan itu, Konselor Politik Kedutaan Besar India untuk Indonesia, Vikram Vardhan, mengatakan bahwa berada di Bogor adalah sebuah kehormatan.
Ia menyebut Istana Kepresidenan Bogor sebagai saksi sejarah awal terbentuknya solidaritas Asia-Afrika serta lahirnya South-South Cooperation.
“Kita perlu terus berkumpul dan berkoordinasi demi masa depan yang lebih sejahtera, seperti yang dicita-citakan para pemimpin pendiri konferensi ini,” ujarnya.
Setelah seluruh rangkaian summit selesai, Dedie mengajak para tamu undangan mengikuti napak tilas di Istana Kepresidenan Bogor.
Di tempat inilah gagasan besar KAA dirintis oleh Ali Sastroamidjojo (Indonesia), Jawaharlal Nehru (India), Mohammed Ali Bogra (Pakistan), U Nu (Myanmar), dan Sir John Kotelawala (Sri Lanka).
Momentum ini menegaskan kembali posisi Kota Bogor sebagai kota diplomasi, kota sejarah, sekaligus tempat lahirnya salah satu konferensi terbesar yang pernah mengubah peta hubungan internasional. (ADV)