3. Malas mencari kebenaran
Malas mencari informasi, malas membaca atau memang tidak mengetahui bagaimana cara mengecek kebenaran berita tersebut.
Jika tidak mau mencari kebenarannya, sebaiknya kamu tidak percaya begitu saja dan lebih baik diam daripada ikut menyebarkan berita hoaks.
Baca Juga: Dianggap Sangat Meresahkan, Doddy Soedrajat Terancam Diboikot Dari TV Indonesia
4. Iming-iming share pahala, like amin, atau comment masuk surga
Hal seperti ini sering sekali ditemui di sosial media seperti facebook dan whatsapp, bahkan ada juga orang yang membagikan informasi tersebut dengan cara mengancam.
Perlu kamu tahu bahwa share, likes, dan comment tidak akan membuatmu masuk surga atau mendapat pahala, itu hanya masalah spiritual yang harusnya kamu lakukan dalam tindakan nyata.
Baca Juga: Update Korban Gunung Semeru Meletus, 1.300 Orang Ngungsi, 14 Meninggal Dunia
5. Bias konfirmasi (menilai sesuatau secara subjektif)
Bias konfirmasi adalah kecenderungan untuk mendukung asumsi dan pemikiran awal seseorang dibandingkan mengeksplorasi informasi secara lebih ilmiah dan netral.
Fenomena ini juga bisa membuatmu mengabaikan bukti - bukti yang ada dan cenderung menomor-duakan fakta. Kesalahan pemikiran ini terkadang dapat menyebabkan kamu salah dalam menarik kesimpulan.
Jika tidak bisa menilai sesuatu dari berbagai perspektif dan sudut pandang, sebaiknya simpan dahulu opinimu hingga fakta sebenarnya terungkap.
Nah, itulah 5 penyebab seseorang mudah percaya dengan berita hoaks. Sebelum membagikan sebuah berita alangkah baiknya kita memastikan dahulu sumber berita itu agar hoaks tidak makin besar. Semoga bermanfaat.