SEWAKTU.com -- Banyak sejarah dan legenda di beberapa lokasi di Indonesia memang sangat menarik untuk dibahas. Salah satunya mengenal seperti apa legenda Gunung Semeru yang ada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Diketahui, belum lama ini terjadi erupsi Gunung Semeru pada Sabtu 4 Desember 2021 sore. Supaya lebih tahu, mari kenali legenda Gunung Semeru seperti dilansir dari YouTube Berbagi Tahu, video berjudul ‘“SEJARAH DAN LEGENDA!!DONGENG GUNUNG SEMERU”, Rabu 8 Desember 2021.
Profil Gunung Semeru
Gunung Semeru adalah Gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan Puncak Mahameru yang berada di ketinggian 3.676 mdpl. Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Jambi dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.
Baca Juga: Masih Trauma, Puluhan Warga Lumajang Korban Erupsi Gunung Semeru Ngungsi ke Kabupaten Jember
Untuk kawah yang berada di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Kawah Jonggring Saloka. Gunung Semeru terletak di dua kabupaten di Jawa Timur, yaitu Malang dan Lumajang, serta termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Sejarah mencatat, pada tahun 1913 dan 1946, Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 m hingga akhir November 1973.
Pada bagian selatan kubah ini mendobrak sisi kawah, mengakibatkan aliran lava mengarah ke selatan meliputi Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang. Suhu di puncak Mahameru mencapai 4 - 10 derajat Celcius.
Sejarah mencatat, tokoh Sok Hok Gie meninggal di Gunung Semeru pada tahun 1969 akibat menghirup asap beracun Gunung Semeru. Legenda Gunung Semeru.
Baca Juga: Kisah Rumini yang Pilih Mati Bersama Ibunya saat Erupsi Gunung Semeru Mengundang Tangis
Dalam sebuah legenda, dulunya posisi bumi miring, kemudian para dewa memutuskan untuk memindahkan Gunung Meru di India ke Pulau Jawa sebagai pakunya bumi. Untuk melakukan tugasnya, Dewa Wisnu menjelma menjadi kura-kura raksasa, Dewa Brahma menjelma menjadi ular panjang.
Gunung Meru ditaro di atas punggung kura-kura tersebut dan ular panjang bertugas melilit gunung agar tidak jatuh selama di perjalanan.
Selanjutnya Gunung Meru awal kali diletakkan di barat pulau Jawa, namun bagian timur menjadi terangkat. Akhirnya para dewa memindahkan Gunung Meru ke timur. Saat membawa ke timur, bagian Gunung Meru tercecer sehingga membentuk barisan gunung dari barat ke timur.
Walau demikian, pulau Jawa tetap miring. Sehingga para dewa memotong bagian gunung dan meletakkan di bagian barat daya.