SEWAKTU.com -- Kisah seseorang kedepannya memang tidak pernah ada yang tahu. Semua adalah rahasia dari sang pencipta. Sama seperti kisah nyata yang satu ini. Semua memang punya kesempatan yang sama untuk menjadi prajurit TNI.
Hal tersebutlah yang membuat TNI memiliki belakang berbeda-beda tetapi tetap pada satu tujuan yaitu melindungi dan mengayomi NKRI. Salah satu kisah unik diceritakan Iwan Santosa EA Natanegara dalam buku Kopassus untuk Indonesia.
Seseorang yang dulunya adalah preman terminal di Semarang, Jawa Tengah saat ini menjadi Pabandya Tatib Makopassus dengan lencana Letkol.
Baca Juga: Mobil Sedan Nyemplung ke Kali, Penumpang Terkunci dari Dalam
Mantan preman tersebut bernama Untung Pranoto. Sebelum masuk ke dalam Kopassus, Untung suka nongkrong di terminal Kota Semarang dengan gaya pakaian bak preman memakai kaos singlet, rambut panjang serta sepatu boots koboi.
Pada suatu hari, Untung Pranoto melihat pengumuman pendaftaran TNI dan tanpa pikir panjang langsung mendaftar.
Tetapi baru memasuki pintu pendaftaran Untung Pranoto sudah diusir oleh petugas pendaftaran yang meminta untuk memakai pakaian rapi dan memotong rambut lebih pendek. Dirinya menuruti perintah petugas untuk tampil lebih baik.
Baca Juga: PNS Pensiun Bisa Dapat Uang Rp1 Miliar, Begini Hitungannya
Sebelum kembali mendaftar, Untung Pranoto meminta doa restu dari ibunya agar dapat masuk menjadi TNI. Dirinya menyebutkan, jika tidak menjadi tentara, maka akan menjadi bajingan.
"Kalau saya tidak jadi tentara, saya akan jadi bajingan!" tuturnya Pranoto.
Beruntung, dirinya berhasil menjadi TNI dengan pangkat yang paling rendah yaitu Prajurit 2. Punya modal minat, fisik serta kepolosan, Pranoto memutuskan untuk menjadi Kopassus, diawali dengan pangkat yang paling rendah juga.
Diceritakan, pada saat itu gajinya sebulan hanya sebesar Rp75.000. Dirinya sempat pulang kampung dan mencoba melamar seorang wanita mengingat dirinya sudah memasuki umur layak nikah.
Baca Juga: Resmi Bubar, Begini Curahan Hati Para Member April
Tetapi, sama orang tua si wanita, Pranoto dimintai uang sebesar Rp2 juta. Kesal dengan permintaan itu, dirinya meninggalkan rumah wanita tersebut.