Awalnya, Angga berkenalan dengan seorang wanita yang mengaku janda bernama Hayati, beberapa Minggu sebelumya.
Menurutnya ia mengajak wanita tersebut bertemu keluarga yang sedang arisan sekaligus perkenalkan kepada pihak keluarga.
Usai itu, ketika mengantarkan si wanita ke rumahnya pada sore hari Minggu 3 Juli 2022, sekitar pukul 16.00 Wib, lalu ia diduga disekap dan dikeroyok lalu bawa ke kantor desa.
"Mereka melakukan Pemukulan hingga saya luka-luka dan karena terpaksa saya juga keluarga menyanggupi permintaan untuk menyediakan uang Rp150 juta, lalu mereka menahan motor juga hp saya", kata Angga.
Baca Juga: Video Remaja Wanita Dianiaya di Lapangan Sempur Bogor, Kepala Ditendang Kaki Diseret
Usai dipukuli hingga mengakibatkan luka-luka, lalu dirinya mengabarkan kepada keluarga nya di rumah hingga datang ke kantor desa Pabangbon.
Asep pihak keluarga Angga yang dipanggil ke kantor desa mengatakan Angga dan keluarga nya diminta 'denda' Rp150 juta, dan menahan motor dan satu buah handphone.
Dugaan Kepala Desa turut serta dalam pemerasan.
Menurut keterangan Sekdes Novi Firdaus, Kepala desa Pabangbon Endang Rohaedi dan istrinya pun ikut serta dalam pertemuan di desa dengan dugaan mendenda Rp150 juta Angga yang harus dibayar dalam waktu tiga hari.
Usai kejadian tersebut, Angga yang luka-luka dirinya langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Leuwiliang, dengan petugas Bripka L Saepudin dan diarahkan untuk melakukan visum ke rumah sakit RSUD Leuwiliang, pada Minggu malam, 3 Juli 2022.
Baca Juga: Viral Video Remaja Dikeroyok 20 Orang Bersajam di Cibinong Bogor, Korban Alami Patah Tulang
Aparat penegak hukum bergerak cepat, lalu mengamankan motor dan HP dan membawa kantor Polsek Leuwiliang.
Informasi rapat yang dipanggil Kepala Desa Pabangbo, jumlah massa lebih dari seratus orang yang hadir di kantor desa Pabangbon saat kejadian tersebut.
Sementara itu, Wiwin (52) bibi korban Angga mengatakan bahwa wanita itu mengaku bernama Neng Hayati warga Pabangbon saat ditanya keluarga mengaku janda sudah 1 tahun.
"Saat ditanya keluarga besar di arisan, si Eneng Hayati mengaku menjanda selama satu tahun, makanya koq kami kaget, ada yang mengaku suami dan memukuli Angga", ujar Wiwin.