Video 43 Detik Ade Armando Digebukin Mahasiswa Demo 11 April Depan Gedung DPR RI

SEWAKTU.com -- Beredar sebuah video berdurasi 43 detik menampilkan pegiat media sosial Ade Armando digebukin oleh para masa aksi demo 11 April di depan gedung DPR RI, Senin 11 April 2022. 

Pada video yang berdurasi 43 detik itu memperlihatkan Ade Armando babak belur dihajar mahasiswa para pendemo BEM Seluruh Indonesia depan gedung DPR RI. 

“Ngapain dia datang, tolol banget,” terang salah satu aksi demonstrasi yang tidak mau disebutkan namanya.

Baca Juga: Pendemo 11 April Bawa Korek Kuping Raksasa untuk Wakil Rakyat di Gedung DPR RI

“Dia sengaja dikirim kesini untuk membuat keadaan ricuh dasar penjilat, jahanam, jangan kasik ampun pukulin terus sampe banyok,” sahut peserta aksi lainnya.

Sebelumya, Ade Armando tiba-tiba mendatangi gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Dia mengaku hendak mendukung para mahasiswa berunjuk rasa menolak masa jabatan presiden 3 periode.

“Mau dukung kalau gugatannya adalah agar tidak diperpanjang, agar dihentikan 3 periode, saya setuju,” ujar Ade kepada wartawan, Senin 11 April 2022. 

Baca Juga: Bonyok! Foto-Foto Ade Armando Ditelanjangi Sampai Digebukin Massa Demo 11 April

Dalam video yang beredar, nampak Ade Armando dibopong oleh beberapa polisi dan wajah Ade Armendo bonyok dan mengeluarkan darah di wajah.

Ade Armendp diketahui, mendukung kepada mahasiswa karena masa jabatan presiden 3 periode tersebut tidak pantas. Menurutnya, wacana perpanjangan masa jabatan presiden itu harus segera diselesaikan.

Ia menilai, eskalasi penolakan masa perpanjangan jabatan presiden akan terus meningkat bila tidak segera dihentikan. Meski demikian, Ade Armando mengaku tidak akan ikut melakukan unjuk rasa.

“Saya tidak ikut demo, saya mantau dan ingin menyatakan saya mendukung,” ucapnya.

Selanjutnya, Ade menyayangkan, aliansi badan eksekutif mahasiswa (BEM) saat ini terpecah menjadi lima. Seharusnya, kata dia, mahasiswa bersatu dalam menyampaikan aspirasi.

“Khawatir ini bisa dimanfaatkan oleh pihak kepentingan-kepentingan politik tertentu, untuk agendanya masing-masing, dan mahasiswa harusnya sadar bisa sangat mungkin ditunggangi oleh siapapun,” tambah dia.***