Holywings Punya Siapa? Ini Pemilik Holywings yang Tuai Kontroversi Promosi Muhammad dan Maria

SEWAKTU.com -- Akhir-akhir ini banyak perbincangan tentang kontroversi Holywings yang memiliki promosi khusus untuk pemilik nama Muhammad dan Maria.

Promosi yang awalnya dimaksudkan sebagai langkah pemasaran ini berbalik menyerang Holywings, dan harus membuat karyawan yang terlibat menjadi korban. Holywings punya Siapa pun banyak yang penasaran.

Lalu banyak orang bertanya, Holywings punya Siapa? Publik bertanya pemilik Holywings yang kontroversial.

Pertanyaan Holywings punya Siapa atau pemilik Holywings banyak dicari belakangan ini. Hal tersebut muncul karena Holywings tampaknya enggan bertanggung jawab perihal promosi yang dilakukan karyawan terkait promosi tersebut. Lantas, Holywings punya Siapa atau Siapa pemilik Holywings?

Keingintahuan publik tentang pemilik Holywings sangat beser setelah bagian promosi Holywings satu per satu ditangkap. Selain itu, masyarakat dari ormas Islam juga demo depan Holywings. Memangnya Holywings punya Siapa?

Baca Juga: Enam Karyawan Holywings Tersangka Promosi Miras Muhammad-Maria

Lantas, Holywings punya Siapa?

Awalnya, publik menyebut bahwa artis Nikita Mirzani dan pengacara terkenal Hotman Paris adalah pemilik merek tersebut. Faktanya, dua orang terkenal ini adalah investor dan pemegang saham Holywings.

Tercatat di situs resmi Holywings.com, pendiri merek tersebut adalah Eka Setia Wijaya dan Ivan Tanjaya. Eka Setia Wijaya sendiri menulis di halaman LinkedIn-nya sebagai pemilik restoran PT. Aneka Bintang Gading, perusahaan yang menaungi brand Holywings.

Sementara Ivan Tanjaya adalah co-founder Holywings Group, yang jelas tertera di profil Instagram pribadinya.

Baca Juga: Dilaporkan Terkait Minuman Beralkohol dengan Nama Muhammad dan Maria, Manajemen Holywings Beri Respon

Jadi kini jelas bahwa pemilik Holywings adalah dua orang yang disebut belakangan, bukan Nikita Mirzani atau Hotman Paris seperti yang diberitakan banyak media.

Kontroversi Kasus Holywings

Kasus tersebut menjadi perbincangan publik yang berawal dari promosi minuman beralkohol gratis kepada orang-orang dengan nama tertentu. Setidaknya dalam promosi yang beredar, ada dua nama yang berhak mengklaim promosi tersebut.