SEWAKTU.com – Dugaan skandal BBM oplosan yang melibatkan PT Pertamina Patra Niaga mengguncang publik.
Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap adanya praktik mencurigakan di mana Pertalite (RON 90) diduga dioplos dan dijual sebagai Pertamax (RON 92) dengan harga lebih tinggi.
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan (RS), telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Baca Juga: Respon Aduan Masyarakat, DPRD Kota Bogor dan Satpol PP Gelar Razia Minol Ilegal Jelang Ramadhan
Modus yang dilakukan terbilang licik. RS diduga membeli Pertalite, kemudian melakukan proses blending untuk meningkatkan nilai oktan hingga menyerupai Pertamax.
Setelah itu, BBM hasil oplosan ini dijual dengan harga yang lebih mahal, seolah-olah merupakan bahan bakar berkualitas tinggi.
Praktik ini bukan hanya merugikan negara dalam jumlah besar, tetapi juga konsumen yang membayar lebih untuk produk yang kualitasnya diragukan.
Baca Juga: Luna Maya Sudah List Tamu Undangan untuk Pernikahannya, Maxime Bouttier: Rencananya Kita...
Apa Dampaknya untuk Mesin Kendaraan?
Bahan bakar yang tidak sesuai spesifikasi dapat membawa sejumlah risiko bagi mesin kendaraan.
Berikut beberapa dampak buruk dari penggunaan BBM oplosan:
1. Penurunan Performa Mesin
Mesin kendaraan yang dirancang untuk menggunakan Pertamax dapat mengalami knocking atau ngelitik jika bahan bakar yang digunakan tidak benar-benar memiliki RON 92.
2. Efisiensi Bahan Bakar Menurun
Artikel Terkait
Pernah Dibui Gegara Korupsi! Perjalanan Karier Zumi Zola Calon Suami Putri Zulhas Kini Jadi Sorotan
Terbukti Bersalah, Harvey Moeis Divonis 6,5 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar dalam Kasus Korupsi Tata Niaga Timah
Sudah Berlangsung 5 Tahun Lalu, KPK Periksa Ahok Terkait Dugaan Korupsi LNG di Pertamina
Tak Terima Terancam 20 Tahun Penjara, Nikita Mirzani Sindir Kasus Korupsi Timah Harvey Moeis: Padahal rugiin negara..
Rugikan Negara Rp197 Triliun, Dirut Pertamina Patra Niaga Jadi Tersangka Korupsi BBM
Klasemen Sementara Liga Korupsi Indonesia